25: Bayaran Jaemin

6.1K 679 23
                                    

Happy reading!!



••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Minggu pagi ditemani segelas teh panas dan roti panggang buatan Sicheng membuat Renjun sangat bahagia.

Sudah dua lembar roti panggang yang Renjun makan, seenak itu roti buatan kakaknya. Sembari menikmati tehnya, Sicheng tersenyum bahagia karena Renjun menyukai roti buatannya.

"Masakan gege memang paling enak". Puji Renjun.

"Terimakasih, lagian itu hanya roti yang di panggang. Tidak perlu sampai memuji". Renjun terkekek kecil dan kembali memakan rotinya.

Suasana menjadi hening tiba-tiba, Sicheng maupun Renjun hanyut dalam pemikiran masing-masing.

"Renjun".

Yang dipanggil menoleh. Dahinya mengkerut melihat ekspresi Sicheng yang tiba-tiba serius, Sicheng menatap Renjun lamat-lamat.

"Ada apa ge? ".

Sicheng hendak mengatakan sesuatu namun bibirnya kembali terkatup saat melihat Yuta muncul tiba-tiba di ambang pintu sembari menatap Sicheng datar.

"T-tidak jadi, bukan hal yang penting".

Sicheng bangkit dan masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa, bahkan saat melewati Yuta yang berada di ambang pintu pria cina itu tidak menghiraukan keberadaan Yuta.

Renjun yang melihat itu semakin bingung, apalagi saat melihat tatapan dingin Yuta pada kakaknya dan di tambah ekspresi ketakutan Sicheng.

"Yuta Hyung, kenapa Sic--".

Belum selesai Renjun bicara, Yuta malah pergi ke arah gerbang mengabaikan Renjun yang sedang bicara.

"Mereka bertengkar? ". Guman Renjun. Padahal masi pagi tapi Renjun harus di hadapi dengan pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi antara Yuta dan Sicheng.

"Siapa yang bertengkar? ".

"Astaga!! ". Renjun terlonjak kaget sampai-sampai roti yang sedang di pegang jatuh ke lantai. Renjun menyangkan roti yang sudah tergeletak di lantai.

Renjun menoleh ke belakang dan mendapati Jaemin yang juga sedang menatap Renjun dengan wajahnya bersalahnya.

"Renjun-ah, maaf. Aku pikir ta--".

"Kau harus menggantinya".

Jaemin terdiam, telinganya memerah tak kalaha melihat ekspresi Renjun yang sangat imut. Pipinya mengembung dengan rona merah dan bibirnya manyun, tapi anehnya saat ini Renjun sedang marah.

Jantung yang muda berpacu dengan cepat, seolah akan keluar dari tempatnya.

" Kamu harus membuatkan roti yang baru untuk ku Na Jaemin ". Ucap Renjun lagi, dan masih dengan ekspresi yang sama.

Kedua tangan Jaemin terkepal kuat menampakkan uratnya. Tidak, Jaemin tidak sedang marah karena Renjun meminta rotinya di gantikan dengan yang baru.

I Love My Roommate' || NoRenMin | Boy's Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang