24 : Sengatan

5.7K 670 32
                                    


Happy Reading!!!



••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Ikut dengan ku". Jeno menarik tangan Jaemin dan membawa lelaki itu keluar. Diam-diam Renjun memperhatikan keduanya.

Sesampai di luar, Jeno mensejajarkan tubuhnya dengan Na Jaemin kemudian menatapnya lekat. Bukan tatapan yang biasa Jaemin Terima, kali ini tatapan Jeno berbeda.

"Ada apa honey?". Tangannya meraih pipi Jeno, dapat di rasakan kalau rahang yang tua mengeras.

"Kamu marah pada ku? Apa karena aku hampir saja mengacaukan rencana kita?". Jaemin menarik kembali tangannya dan mundur beberapa langkah agar dapat melihat jelas bagaimana Jeno yang sedang berusaha mengontrol emosi nya.

"Bu... Bukan seperti itu Na, aku tidak marah padamu". Jeno memejamkan matanya sembari mengusap rambutnya frustasi. "Hanya saja aku merasa gagal melindungi Renjun, maksudku masalah Renjun sem—".

"Dia belum menjadi siapa-siapa kita Lee Jeno. Sampai sejauh ini Renjun belum menjadi milik ku atau kamu".

Jeno menatap kedua iris kekasih nya, ada luka di tatapan lelaki itu, matanya berkilau sesaat dan detik selanjutnya mengeluarkan benih-benih yang membuat Jeno menjadi sesak.

"Jangan membuatku harus menilai perasaanmu kepadaku dan Renjun, jangan membuatku menjadi cemburu padanya".

Di tariknya Jaemin ke dalam dekapan Jeno. Sungguh, Jeno tidak ingin Jaemin sampai menilai kalau dirinya men-specialkan Renjun. Hanya saja Jeno belum terbiasa dengn situasi seperti ini.

"Maafkan aku Na, Renjun memang berhasil merebut hatiku yang lain. Tapi percayalah, melihat mu menangis seperti ini sangat membuat ku menjadi sesak, kamu masih menjadi yang terbaik untuk ku Na".

Jeno tidak ingin hubungan mereka yang sudah sangat lama ini hancur hanya karena kesalahpahaman. Benar kata Taeyong, menambahkan satu orang ke dalam sebuah hubungan akan membuat hubungan yang awalnya baik menjadi lebih rumit.

Tapi Jeno maupun Jaemin tidak akan menyasali keputusan mereka untuk mencintai Renjun. Dan mereka sangat membenci dengan perkataan orang-orang yang mengatakn kalau Renjun lah yang mendekati mereka berdua.

"Aku tidak ingin melukai perasaan mu, aku ju—".

"Iya aku mengerti, maaf juga sudah berfikir kalau kamu lebih menyukai Renjun dan berpaling dari ku". Jeno menggeleng kuat mendengar perkataan Jaemin.

Sampai kapan pun Jaemin tetap menjadi yang nomor satu di hati Jeno. Tidak ada orang lain yang sesabar dan seperti Jaemin, menemani dirinya dari awal sampai sekarang.

"Tidak, kamu tidak boleh berfikir seperti itu. Ruang di hatiku untuk mu sangat luas, tidak mungkin aku berpaling. Lagian, ini kesepakatan kita berdua mencintai orang yang sama di saat kita juga sedang menjalin sebuah hubungan".

Jemari Jeno yang besar menarik tubuh Jaemin hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka. Lelaki coton candy itu menatap dalam manik hitam Jeno.

I Love My Roommate' || NoRenMin | Boy's Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang