Sudah pukul 06. 21, Vanka belum juga bangun dari tidur lelapnya semalam, bik Surti pun sudah beberapa kali mengetuk pintu kamar Vanka, namun tak ada respon dari Vanka sedikitpun. Sampai pada akhirnya, Mama Vanka sendiri yang masuk kedalama kamar Vanka untuk membangunkan putri kesayangannya itu.
Vanka pun terbangun setelah Mamanya masuk dan mengusap puncak kepala Vanka dengan sangat lembut.
"Vanka, bangun sayang, udah jam berapa ini? Kamu gak sekolah?" Ujar mama Vanka
"Sekolah maa." Jawabnya sambil bangkit dari kasur empuk itu.
Vanka berjalan menuju pintu kamar mandi, Vanka yang berjalan sempoyongan membuat Mamanya khawatir akan kesehatan putrinya.
"Kamu kenapa Vanka? Kalau lagi kurang sehat gausah sekolah dulu aja, entar mama telfon walikelas kamu." Ujar mamanya yang berjalan mendekat ke arah Vanka
"Vanka gapapa maa." Jawab Vanka sambil bersiap siap untuk berangkat sekolah
Tap tap tap tap
Suara tapak kaki yang menginjak anak tangga dengan sepatu kets itu sudah pasti Vanka. Vanka turun untuk segera sarapan dan akhirnya berangkat ke sekolah bersama Mama dan Papanya.
Pagi yang cerah dengan awan biru menghiasi semesta, angin sepoi- sepoi pun berhembus menerapkan abu- abu di jalanan.
Sepanjang jalan pun terlihat pohon- pohon rindang yang menjadi penyaring udara baru di pagi hari ini. Pohon- pohon itu menutupi sebagian jalanan menjadi terlihat lebih sejuk.
Tiba di depan pagar migliore internasional school, pagar yang begitu besar dengan dua penjaga sekaligus. Begitu banyak siswa-siswi yang memasuki pagar ituu, ada yang dengan teman, pacar, orangtua, atau bahkan sendirian.
Vanka yang sudah berpamitan dengan orangtuanya pun turun dari mobil dan berjalan memasuki gerbang sekolah.
"Vankaaa." Panggil Raya yang berjalan mendekati Vanka.
"Raya, lo naik apa kesini?" Tanya Vanka sambil tersenyum
"Biasa naik ojol, ehh lo kenapa? Kok bisa tiba tiba Eza pulang duluan semalam." Tanya Raya memasang wajah penasarannya.
"Gue gapapa, maaf ya semalam udah buat acara ngumpul kalian jadi kurang asik." Ujar Vanka dengan wajah bersalahnya
"Iyaa gapapa, itu semalam Raffi kok bisa jalan sama lo?" Tanya Raya semakin intens.
"Bisalah, kenapa enggak?" Jawab Vanka yang terus berjalan
"Ihh serius, ehh jangan bilang lo suka sama Raffi." Ucap Raya semakin intens dengan menipitkan matanya.
"Gue gak suka kok sama dia." Ujar Vanka tersenyum
"Huhhh, syukurlah." Jawab Raya mengelus dadanya.
Tak terasa, perbincangam mereka berdua pun sudah mengantarkan mereka ke depan pintu kelas.
Disana sudah terlihat Eza, Azil,Ami, dan Raka yang duduk di kursi nya masing masing.
"Tumben lo lama dateng Van." Tanya Eza sambil menggeser menyandarkan punggungnya di kursi.
"Iyaa, gue pusing banget, mungkin karena ujan semalam. Tapi kan gue gak telat sih." Ujar Vanka menduduki kursinya dan meletakan tas nya di gantungan sampingan meja.
"Lo sakit? Kenapa sekolah sih?" Tanya Eza sedikit panik
"Tadinya, siang entar juga udah sehat ini, udah minum obat kok tadi di rumah." Jelas Vanka
"Ooo, bagus lahh, kalo kira kira lemes banget bilang aja, biar gue bantu minta izin pulang." Jelas Eza juga
"Iyaa Za, gue gapapa kok." Jawab nya yang masih bersabda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu Abu lalu Biru
Teen FictionIni kisah gadis cantik berambut panjang yang selalu percaya sama yang nama nya zodiak, dari mulai sifat seseorang, kebiasaan sampai cowo yang ia suka, Semuanya harus berdasarkan zodiak, ia bisa segera menjauhi orang yang ia suka hanya karena zodiak...