Malam itu, rintikan hujan belum juga berhenti, perlahan mulai membasahi badan mobil sedan mewah Eza, dengan sdikit kencang dan hati- hati Eza melajukan mobil dijalankan yang mulai basah merata karna terguyur air hujan yang mulai deras.
Dengan rasa panik dan khawatirnya pun membuat Eza menginjak rem secara mendadak karena hampir saja menabrak kucing hitam yang tiba tiba lewat di depannya.
Nyiiiiiitttttttt
Suara ban yang bergesekan dengan lantai jalanan yang licin terasa sangat nyaring di telinga.
"Ohh my god!" Ujar Eza sendiri sambil meneguk saliva nya.
Rintikan hujan yang makin deras membuat Eza semakin panik dan melajukan mobil nya dengan sedikit kencang dan hati hati.
Jalan cendrawasih yang terlihat sedikit remang-remang dengan lampu jalannya di tutupi oleh pepohonan besar yang menjulang tinggi membuat kekhawatiran Eza semakin bertambah, di tambah juga dengan hujan yang turun semakin lebat.
"Vannn, lo dimana sihhh." Ujar nya sendiri dengan kepanikan dan mulai perlahana membawa mobilnya.
Diujung jalan terlihat seorang wanita yang sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya didada, yaaa wanita itu mudah sekali ketebak, Vanka.
Eza segera melajukan mobilnya sedikit kencang agar lebih cepat sampai di depan wanita itu.
Setelah tiba tepat di depan Vanka. Eza segera turun dan menghampirinya yang sedang berdiri ketakutan di bawah pohon yang rindang itu.
"Vankaaaa, lo kok bisa disini sendirian? Mana Raffi?" Tanya Eza sambil menutupi kepalanya dengan tangan kirinya.
"Antar gue pulang sekarang ya zara, hikss hikss." Ujar Vanka dengan suaranya yang terisak tangis.
"Iya iyaa, udah lo naik dulu aja." Pinta Eza sembari membukakan pintu mobil untuk Vanka.
Vanka pun segera masuk mobil bersamaan dengan isak tangisnya.
"Zara, gue basah semua gini, hikss hikss." Ujar nya yang masih terisak tangis
"Udah santai, lo kenapa sih bisa disini sendiri? Raffi mana?" Tanya Eza sambil menginjakkan gas mobilnya perlahan.
"Jadi tadi pas kalian semua dtng sifat Raffi langsung berubah banget gitu, terus juga pas kami pulang dia bawa mobil nya ugal ucapan banget, pas gue suruh pelan pelan dia malah nyuruh gue turun. Yaudah gue turun, trus nunggu taxi gak lewat-lewat, makanya gue nelfon lo." Jelas Vanka yang sudah mulai tenang.
"Yaudah lo tenang aja,Rilex aja dulu, bentar lagi kita sampai." Ujar Eza semakin menenangkan Vanka.
"Si Asya itu temen kalian? Temen deket atau gimana?" Tanya Vanka sambil menggerutu menggigil kedinginan.
"Temen dari sekolah lama, yaa lumayan deket lah." Jawab Eza sambil mengambil jacket jeans nya dari kursi belakang dan memberikannya pada Vanka.
"Percuma za, baju gue udah basah duluan." Jawab Vanka sambil menjauhkan jacket itu dari tubuhnya.
Nnnnyyiiiitttttt
Lagi lagi itu suara gesekan ban mobil dan lantai jalanan yang basah, namun kini berada tepat di depan pagar rumah Vanka yang cukup besar.
Setelah pagar rumah di buka, Eza segera perlahan menginjakkan gas nya lagi untuk masuk ke halaman rumah Vanka.
"Dahh sampai, bisa keluar sendiri kan?" Tanya Eza membuka saftybell nya.
"Bisa kok, makasih ya. Masuk dulu aja yuk, ada mama sama papa di dalam." Tawar Vanka yang juga melepas saftynya dan membuka pintu.
"Boleh." Jawab Eza sambil keluar dari mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abu Abu lalu Biru
Teen FictionIni kisah gadis cantik berambut panjang yang selalu percaya sama yang nama nya zodiak, dari mulai sifat seseorang, kebiasaan sampai cowo yang ia suka, Semuanya harus berdasarkan zodiak, ia bisa segera menjauhi orang yang ia suka hanya karena zodiak...