14. Di Rumah Vanka

133 27 48
                                    

Kriiiiing..... kriiiiinnng..... kriiinnng....

Pukul 14.30 tepat bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa di lantai 2, 3, dan 4 bergerombolan menuruni anak tangga, ada yang menuju parkiran motor, mobil dan ada juga yang menunggu di depan gerbang sekolah, entah itu menunggu ojol, menunggu jemputan para supir pribadi, atau yang lainya. Hanya merekalah yang tau.

Cuaca hari ini cerah berawan, matahari tampak mengeluarkan sinarnya, namun langit tak membiru seluruhnya, tampak awan putih menyelimuti langit berjalan menutupi sedikit dari matahari.

Vanka yang malas dengan kehebohan para siswa siswi yang bergerombolan saat pulang sekolah itu lebih memilih untuk diam dikelas sejenak.

Setelah seperkiraan kondisi mulai sunyi dan sepi Vanka dan beberapa teman lainya mulai melangkah keluar kelas menuju parkiran motor.

Sambil di perjalanan menuju parkiran motor, raut wajah Raya tampak kesal sambil memegang ponsel nya.

"Lo kenapa?" Tanya Vanka sambil melihat Raya

"Kesel gue, udah dua kali mesen ojol ditolak." Kesel Raya

"Kan gue udah bilang, lo ke rumah gue sama Raka aja." Usul Vanka

"Dia gamau tapi." Jawab Raya memanyunkan bibir nya

"Lo yang gamau sama gue ya, gausah ngenalikin fakta deh." Cetus Raka

"Emm, yaudah gue mau." Jawab Raya malas

"Nah kalau dari tadi gini kan udah sampe rumah." Ujar Eza langsung menaiki motor nya dan mengaitkan helm di kepalanya

....... skiiiip......

Vanka dan teman teman nya telah membeli peralatan yang telah di butuhkan untuk tugas kelompok.

Semua peralatan diletakan dilantai tepat diruang  keluarga, Vanka dan teman temannya masih duduk santai menunggu sirup serta pisang goreng yang sedang di masak oleh asisten rumah tangga Vanka.

Sambil menunggu Vanka dan Eza sibuk mencoret coret lembaran kertas berwarna putih polos dengan angka angka yang cukup rumit, sedangkan Raya hanya melihat dengan raut wajah yang cukup bingung tanda tidak paham sama sekali. Raka pun tampak santai tak memperdulikan sekitar, Ia hanya duduk dilantai bersandaran soffa cokelat sambil menonton tv.

Selang waktu beberapa menit, sirup serta pisang goreng dihadirkan dari dapur dibawa diatas talam berwarna hijau oleh bi Surti.

"Adek adekk, ini minum sama pisang goreng nya ya. Udah bibi siapin, dimakan yaa." Ujar bik Surti

"Iya bik makasih, disini ada saya kok yang bakalan habisin semuanya." Jawab Raka sambil meledek

"Ooo gak apa, entar kalau habis bibi buatin untuk kamu lagi ya." Ujar bik Surti lagi.

Bik Surti pun jalan menjauh dari mereka, kembali ke dapur dengan talam yang di bawanya disamping pinggang dan dijepit dengan tangan kiri.

"Ini berarti ini tambah ini? Tapi hasil nya kok ya Za?" Tanya Vanka yang masih mencoret coret kertas hvs itu.

"Iya Van bener jalan nya gitu, tapi kalau yang ini di tambah ini kan hasil nya gak segini." Jawab Eza juga mencoret coret kertas itu.

"Emmm, gimana ya Za? Atau ini dikali silang sama ini? Trus di tambah ini di bagi dua?" Ujar Vanka sambil memutar mutar pena nya.

"Enggak lah Van, ini itu ditambah dulu baru di kali silang. Ehh iya gak sih?" Jelas Eza mulai bingung

"Enggk lah Za, bener gue tadi. Soalnya kalau ini yang ditambah sama ini, hasil nya bakalan segini bukan segini." Ujar Vanka

Abu Abu lalu BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang