"Kamu pesen itu aja? Yang lain catet sendiri aja deh ya, ntr gue panggil mbak nya." Ujar Raka memberikan kertas untuk mencatat menu yang diberikan pelayan tadi.
Setelah beberapa saat mereka membolak- balikan card menu, mereka mencatat semua apa yang mereka inginkan.
"Nih Ka, pesenan kita." Ujar Ami memberikan kertasnya catatan menu pada Raka.
"Ini aja? Oke deh. Mbak Vina sini deh, ini yang di pesen temen saya semuanya segera dibuat ya." Ujar Raka sambil memanggil nama mbak- mbak itu.
"Siap mas, tunggu paling lama 15 menit ya mas." Ujar pelayan tersebut yang di panggil Vina.
Pelayan tersebut pun membalikan tubuh nya dan berjalan menuju arah dapur dari cafe itu.
Teman- teman Raka pun cukup bingung, lantaran Raka Menyebutkan nama mbak pelayan tadi, tak lama mereka berdiam dengan hening, Eza pun mencetuskan kalimatnya sambil menyipitkan sedikit matanya.
"Ehh Ka, lo kok tau nama mbak itu? Dia kan bukan pelayan pertama." Cetus Eza
"Ya elahh, dia kan pake nametack." Ujar Raka santai.
"Ya iya sih, ehh tapi kan nama juga gak keliatan, dia kan jauh dari meja kita." Cetus Eza kembali
"Udah dehh, ngapain di ributin segala sama nama mbak nya." Ujar Asya menenangkan.
Disisi lain, Vanka merasa ada yang aneh dengan Raffi sejak kedatangan teman temannya tadi,
Raffi diam saja dengan tatapan kosong nya, entah apa yang difikiran dia sekarang.Entah itu perasaannya yang tidak enak karena pergi hanya berdua dengan Vanka, atau karna adanya Raya? Tapi Vanka berfikir bahwa tidak mungkin Raya yang membuat Raffi salting, karena dia tahu betul gimana sebenernya sikap Raffi pada Raya. Atau jangan jangan karena hadirnya sosok Asya yang tiba tiba?! Tapi siapa Asya? Apa karna Asya begitu Cantik? Atau Asyaaaa.
"Ehh Fii, lo kenapa sih." Ujar Vanka tiba-tiba yang membuat Raffi terkejut dari lamunannya
"Hah? Enggak kok Van, pulang aja yuk Van." Ujar Raffi dengan wajah paniknya.
"Lo kenapa sih? Tiba- tiba gini, aneh banget tau gak." Ujar Vanka dengan wajah kesalnya.
"Gak papa kok, perut gue tiba- tiba rada mules gini." Ujar Raffi yang langsung memegang perutnya.
"Kan ada toilet disana, kenapa gak ke toilet dulu?" Ujar Vanka menunjukan salah satu ruangan di arah belakang.
"Gak enak disini, pulang aja yaa." Jawab Raffi yang kekeh mau pulang.
"Emm, yaudah deh yuk." Ujar Vanka sudah dengan raut wajahnya yang sudah malas.
"Gapapa ya Van, lain kali kita jarang bareng lagi, plisa jangan marah sama gue." Ujar Raffi dengan Wajah nya yang seolah sangat tulus dengan perkataannya.
"Iya- iyaa." Jawab Vanka singkat sambil menggantungkan tas nya di pundak dan berdiri.
Raffi yang melihat Vanka berdiri pun langsung menggeserkan kursinya dan berjalan beriringan dengan Vanka, mereka terus berjalan beriringan sampai parkiran, namun sangat berbeda raut wajah keduanya, Raffi yang tidak fokus karna paniknya hampir saja menabrak 2 orang yang berjalan arah masuk cafe itu. Sedangkan Vanka berjalan dengan wajahnya yang masih kesal sambil mengikat rambutnya.
Saat hendak memasuki mobilnya, tiba- tiba Eza datang dan menghampiri Vanka, Raffi yang sadar dengan hal tersebut pun berjalan menuju pintu mobil kiri menghampiri keduanya.
"Ehh Van, cepet banget lo balik, kenapa?" Ujar Eza dengan sedikit lari.
"Tau nih Raffi tiba-tiba minta pulang, kesel juga gue jadinya." Jawa Vanka dengan wajahnya yang sudah malas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abu Abu lalu Biru
Teen FictionIni kisah gadis cantik berambut panjang yang selalu percaya sama yang nama nya zodiak, dari mulai sifat seseorang, kebiasaan sampai cowo yang ia suka, Semuanya harus berdasarkan zodiak, ia bisa segera menjauhi orang yang ia suka hanya karena zodiak...