PART 18

151 16 2
                                        

Daira sedang berada di balkon.Menikmati angin sore yang begitu segar.Semburat jingga terlihat indah di pandang mata.

Daira teringat saat ia di sekap dulu.Di temani gelap,di selimuti dingin,bahkan makanpun satu kali dalam sehari.Entah apa salahnya,ia tidak mengetahuinya sama sekali.

''Apakah aku ada berbuat salah?Kenapa aku tidak bisa mengingat apa-apa?"

Daira menghela napas panjang.Beberapa hari ini,ia banyak memikirkan sesuatu.Ia jadi teringat wajah laki-laki yang ada di pesta malam itu.Ia merasa...kenal atau bahkan sangat dekat.Tidak hanya laki-laki itu,termasuk rumah dan nama orang-orang di sana.

"Rav,siapa dia?"

"Melamun saja,"

Daira tersentak saat ada sebuah tangan merangkul pundaknya.Ia menoleh lalu tersenyum.Orang itu membalas senyumannya.

Daira kembali melihat lurus ke depan.Ia sangat enggan meninggalkan matahari yang mulai terbenam itu.Sementara orang di sebelahnya hanya tersenyum saja.

"Ini untuk kamu."

Setelah beberapa menit di dalam keheningan.Orang di sebelah Daira menyodorkan sebuah paperbag kepadanya.Daira melihat paperbag itu bingung lalu menatap orang di sampingnya.

"Apa itu kak?"tanya Daira bingung.

Orang itu tersenyum,"lihat saja."
jawabnya.

Daira mengambil paperbag itu.Ia mengambil kotak di dalamnya lalu membuka kotak itu.Ia mengangkat alisnya bingung,"sebuah handphone?".

Orang itu mengangguk,"kakak tahu kamu selalu bosan jika berada sendirian di sini.Oleh karena itu kakak membelikanmu handphone.Agar kamu tidak bosan lagi."jawab orang itu.

Daira mengangguk,"kak Rayn benar.Tapi...apa tidak terlalu berlebihan.Aku disini hanya orang asing."

Rayn menggeleng cepat,"kamu sudah kami anggap seperti keluarga kami sendiri,Ira.Jadi,jangan pernah mengatakan bahwa kamu adalah orang asing.Mengerti?"

Daira mengangguk pelan,"aku senang bertemu dengan orang sebaik kakak."jawab Daira tersenyum.

Rayn membalas tersenyum lalu mengacak rambut Daira.Wajah Daira menjadi cemberut karena rambutnya berantakan.

"Datang lagi tingkah usil kak Vier."
ketus Daira.

Rayn terbahak keras,"setidaknya kamu merasa dekat dengan kakakmu."jawab Rayn di sela tertawanya.

Daira tersenyum manis lalu memeluk Rayn.Rayn berhenti tertawa.Ia tersenyum lalu membalas erat pelukan Daira.

*****

Bima sedang duduk di pinggiran rooftop.Ia sedang menatap bintang di langit malam.Sangat indah.Ia memejamkan matanya saat angin malam menerpa lembut wajahnya.Ia rindu suasana ini.

Seorang laki-laki dan perempuan sedang duduk di pinggiran rooftop.Terlihat perempuan itu sedang menyenderkan kepalanya pada pundak laki-laki itu.Sambil melihat-lihat bintang yang bertebaran,sesekali mereka tertawa.

"Andin,"panggil laki-laki itu tanpa menoleh.

"Iya."jawab Andin.

"Kamu tahu nggak perbedaan kamu sama bintang?"tanya laki-laki itu.

Andin menoleh,"tau,"jawabnya.

Laki-laki itu menoleh.Ia mengangkat alisnya bingung,"kok tau?"tanya laki-laki itu.

"Iya.Aku 'kan manusia.Kalau bintang benda.Beda 'kan?"jawab Andin santai.

Laki-laki itu terkekeh lalu mengacak rambut Andin,"iya,kamu benar.Tapi,ada lagi."kata laki-laki itu.

DAIRA NANI AZRIVALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang