PART 19

148 14 0
                                        

Hari ini Daira membantu lagi Diane membuat kue.Mereka tampak senang.Sesekali Diane menjahili Daira dengan mengolesi pipinya dengan adonan tepung.

"Dulu tante juga selalu buat kue sama anak perempuan tante.Tapi,selalu gagal."kata Diane sambil mengaduk adonan.

Daira melirik Diane,"adiknya kak Rayn?"tanya Daira.

Diane mengangguk,"iya,namanya Hannah."jawab Diane lalu tersenyum.

Daira manggut-manggut,"sekarang dia dimana?"tanya Daira lagi.

"Kuliah di korea."jawab Diane.Ia telah selesai mengaduk adonan
nya.Sekarang ia berjalan untuk mengambil loyang.

Daira mendekati Diane yang memilih loyang,"tante,Daira boleh tanya,tidak?"tanya Daira.

Diane mengangguk,"tanya aja."
jawabnya.

"Hm..k-kak Bima itu di selingkuhin pacarnya,ya?"tanya Daira takut-takut.Ia melihat kesekitarnya,takut jika Bima muncul.

Diane menghela napas,"ya...begitulah.Tante juga tidak terlalu tau ceritanya."jawab Diane.

Daira mengangguk saja.Ia melihat Diane yang sedang menumpahkan adonan kedalam loyang berbentuk bulat.Setelah itu,Diane melanjut
kan memasukannya ke dalam oven.

Diane duduk di samping Daira,"tante sudah menyuruh orang kepercayaan tante untuk mencari informasi tentang keluarga kamu.Namum,sampai sekarang belum ada kabar."kata Diane.

Daira menatap Diane senang,"jadi,tante mencari informasi tentang Daira!?"tanyanya antusias.

Diane tersenyum lalu mengangguk,"iya."jawabnya.

Daira langsung menghambur memeluk Diane,"terimakasih,tante.Daira sangat senang."lirih Daira sendu sekaligus senang.

Diane tersenyum lalu membalas pelukan Daira erat,"iya,sama-sama.Tante senang lihat kamu senang."jawab Diane.

Ada yang aneh di rasakan Daira saat memeluk Diane.Ia merasa sudah merasakan pelukan hangat ini sebelumnya.Perkataan lembut Diane.

"Si lucu...tante bawain boneka loh,buat si lucu."

"Asyik...makasih tante...Daila sangat senang."

"Iya,sama-sama.Tante senang lihat kamu senang."

Sekelebat bayangan muncul tiba-tiba di benak Daira.Bayangan itu kurang jelas.Kata-katanya pun sangat cepat.Ia meringis menahan sakit di kepalanya.

Diane melepaskan pelukannya saat mendengar ringisan Daira,"Daira?Kamu kenapa?"tanya Diane khawatir.

Daira mengerjap-ngerjapkan matanya.Ia mencoba menghilang
kan pusing di kepalanya dengan mengeleng kecil.Diane yang melihatnya semakin khawatir.

"Daira?Kamu kenapa?"tanya Diane lagi.Namun,tiba-tiba saja Daira hilang kesadarannya.Diane langsung berteriak memanggil nama Daira.

*****

Daira membuka matanya perlahan-lahan.Mencoba menyesuaikan dengan cahaya yang ada.Ia bingung melihat sekitarnya.Ruangan putih,dengan bau obat-obatan.

"Aku dimana?"

"Sadar lo?"

Daira menoleh melihat siapa orang yang berkata tadi,"kak Bima?"
gumam Daira kecil saat melihat Bima sedang duduk di sofa.Laki-laki itu melihatnya datar dengan tangan di bawah dada.

Daira mencoba untuk duduk.Namun di tegur oleh Bima,"jangan duduk!"

Seketika Daira kembali berbaring.Suara Bima sangat tidak enak di dengar.Apalagi tatapan matanya yang begitu tajam,seperti di penuhi amarah.Membuat Daira menciut.

Pintu terbuka dan menampilkan Diane.Iamendekati Daira lalu tersenyum kepadanya,"kamu sudah sadar,Daira?"tanya Diane.

Daira mengangguk,"Daira dimana,tante?"tanyanya.

Diane kembali tersenyum,"di rumah sakit."jawab Diane.

Diane  menoleh kebelakang,"makasih ya,Bima.Sudah jagain Daira selama mama pergi."

Bima tidak membalas.Ia mendekati Diane,"Bima mau pulang."katanya sambil menyalimi tangan Diane.Lalu ia melihat Daira,"cepat sembuh."Setelah mengatakan itu Bima langsung melenggang pergi.

Diane menatap Bima bingung.Tidak biasanya Bima seperti itu.Biasanya Bima cuek saja jika ada anggota keluarganya yang sakit.Tidak pernah tuh mengatakan 'cepat sembuh'.Sekarang kenapa dengan Daira seperti itu.

"Tante,tadi Daira kenapa?"tanya Daira.

Diane menoleh lalu tersenyum,"tadi kamu pingsan."

DAIRA NANI AZRIVALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang