Daira sedang duduk menyandar di sofa kamarnya.Wajahnya muram karena tidak bisa berlama-lama menikmati angin segar di halaman.Kenapa ia harus mendekati Bima tadi?.
Daira menghela napas bosan.Ia menatap jam dinding yang baru menujukkan pukul 11 kurang lima menit.Ia berdecak kesal.Beginilah yang ia rasakan jika Syakira dan kak Rayn pergi.
Daira melihat kesetiap sudut ruangan.Matanya menangkap sebuah kertas putih di kolong nakas.Ia mengernyit bingung.Merasa penasaran,ia melangkah untuk mengambil kertas itu.
Daira berbaring menyandar di atas kasur.Ternyata ini sebuah amplop.Ia membuka amplop itu dan menampilkan sebuah foto kebersamaan Bima dengan seorang perempuan yang sedang memakai baju seragam putih abu-abu.Bima terlihat sedang memeluk perempuan itu dari belakang.Senyuman juga tercetak indah dibibirnya.
Daira mengernyit.Ia melihat ada sebuah kertas di dalam amplop itu.Ia langsung mengambilnya lalu membuka kertas yang di lipat itu.
Ia kembali mengernyit saat melihat ada tulisan tangan yang tercetak jelas.Tanpa pikir panjang,ia langsung membacanya.Dear Bima
Happy birthday,grumpy boy.Selamat,ya.....
Semoga di umur kamu yang ke 16 ini,kamu jadi makin pintar,makin ganteng,sehat selalu,dan....makin sayang sama aku pastinya.Maaf,ya...Aku gak bisa dateng.Soalnya aku lagi ada di bandung bersama mama aku.Aku yakin sekarang kamu marah banget.Aku juga tau pasti wajah kamu di tekuk.
Tapi,aku ramal sebentar lagi kamu gak akan marah lagi.Karena......Ada kejutan yang sebentar lagi akan datang.Tunggu aja.Oh,ya.Aku juga masukin foto hari pertama kita jadian juga.Bagaimana?Aku tau eksperi kamu sekarang.Senyum-senyum sendiri pasti.Awas!Nanti di sangka gila sama pak ustad.
Hmm,sekali lagi selamat ulang tahun ya,sayangku....
Aku selalu padamu....Salam sayang
Lovely GirlDaira mengernyit bingung.Ia melihat kembali foto kedua remaja itu,"foto hari pertama jadian?Apa mungkin perempuan ini adalah kak Andin?"gumam Daira.
Daira memegang perutnya yang terasa sakit.Ia melemparkan foto dan surat itu ke atas nakas lalu berlari menuju toilet.
*****
Bima minum di dapur.Ia memutuskan untuk kembali masuk kedalam setelah puas menikmati angin segar.Sudah lama ia tidak merasakan udara segar tanah air.Setelah lulus SMA ia memutuskan untuk berkuliah di London.Meninggalkan semua kenangan di sini.Namun,itu semua sepertinya sia-sia.Ia masih saja belum bisa melupakan Andin.
Bima kembali meneguk air sampai habis tidak tersisa.Ia meletakkan gelas di atas meja lalu melangkah pergi.Sekarang ia sedang melangkah menaiki tangga.Ia ingin kembali kekamarnya.Namun terhenti saat ia tak sengaja melewati pintu kamar yang sedikit terbuka.
Bima menatap heran.Yang ia tahu,kamar ini tidak ada yang menempati.Hanya sesekali di pakai Andin jika menginap dirumahnya.Keluarganya?Tidak mungkin.Mereka sepakat tidak akan pernah bergonta-ganti kamar.
Merasa penasaran,Bima membuka pintu itu lebar-lebar.Ia melihat-lihat ke setiap sudut kamar itu.Ia menatap meja rias yang terletak di samping lemari pakaian.Ia ingat di mana Andin selalu merapikan rambutnya saat di acak-acak oleh Bima.Mengingat itu membuatnya tersenyum kecut.
Bima kembali melanjutkan mengedarkan pandangannya.Matanya kini berhenti pada sebuah kertas yang tergeletak di atas nakas.Ia melangkah mendekati kertas itu.
Bima mengambil kertas itu lalu membacanya.Ia kembali tersenyum kecut saat membaca surat yang di beri Andin 3 tahun lalu.Surat ucapan selamat untuk
nya dihari ulang tahunnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAIRA NANI AZRIVALE
Novela JuvenilDisini menceritakan seorang perempuan berumur 17 tahun yang menjadi korban pembalasan dendam keluarga NAVIA kepada keluarganya,keluarga besar AZRIVALE.Ia dikurung dan dipisahkan dari keluarganya sejak umur 4 tahun.Sampai pada akhirnya terjadi sebuah...