Hari yang ditunggu dan di takuti Syakira pun tiba.Hari ini,sepupunya yang berwajah dingin akan pulang.Tinggal menunggu hitungan menit saja,Bima akan sampai.
Syakira tanpa henti mondar-mandir sambil menggigit jarinya.
Daira yang melihat itu merasa jengah."Kenapa kamu takut,Syakira?"
tanya Daira yang sedang duduk di sofa kamar Syakira.Syakira berdecak,"gue 'kan udah bilang,kalau kak kullan pulang gue gak bisa tidur larut lagi."jawab Syakira cemas.
"Dia tidak tahu,bukan?"tanya Daira bingung.Jika Bima tidak tahu mustahil Syakira akan ketahuan jika tidur larut malam.
Syakira menghela napas gusar.Ia duduk di samping Daira,"iya,tapi masalahnya ada di bunda gue.Lo lihat sendiri 'kan,kak Rayn pulang langsung di aduin oleh bunda gue."
jawab Syakira kesal.Daira diam.Sementara Syakira masih saja menggigiti jari-jarinya.
Tok!
Tok!
Tok!
"Syakira!Cepat turun!Bima sudah sampai!"
Syakira meringis saat mendengar suara bundanya berteriak.Ia menatap Daira sejenak lalu berdiri.Daira mengikuti Syakira yang sedang berjalan menuju pintu.
"Ayo,cepetan turun."kata Vira saat pintu kamar yang telah terbuka.
Syakira mengangguk lesu.Ia menatap punggung Vira yang telah berjalan duluan.
Syakira mendesah frustrasi,"terima aja deh,nasib gue nanti."
gumam Syakira lesu.Ia menundukkan kepalanya.Daira masih bisa mendengar gumaman Syakira.Ia mengelus pundak Syakira lembut.
*****
"Jadi dua minggu lagi kamu akan wisuda?"tanya Diane kepada Seorang laki-laki yang duduk menyandar di sofa.Wajahnya terlihat datar,sama sekali tidak memperlihatkan eksperi bahagia ataupun sedih.
Laki-laki itu mengangguk.
Diane menghela nafas,"Bima,sampai kapan kamu seperti ini?
Lupakan kesedihan kamu."kata Diane lembut.Terkadang ia lelah sendiri dengan sikap keponakan-
nya itu.Bima hanya diam.Ia sama sekali tak berniat menjawab kata Diane.
Ia mengangkat kepalanya dan melihat kearah tangga.Mengangkat alisnya bingung saat Syakira turun dengan perempuan asing di sana.Syakira yang telah sampai di sana duduk di sofa.Ia tidak berani menatap Bima sedikitpun.Padahal ia sangat ingin memeluk sepupunya itu.Sementara Daira tetap berdiri.Ia merasa canggung di tengah keluarga ini.Apalagi saat Bima menatapnya lekat dan membuatnya ikut menunduk.
Diane yang melihat Daira hanya berdiri mempersilahkannya duduk.Daira hanya mematuhinya saja.Ia masih belum berani mengangkat kepala.
"Namanya Daira.Ia terpisah dari keluarganya."jawab Diane saat ia melihat Bima menatap Daira.
Bima menoleh melihat Diane dan mengangguk sebagai jawaban.
Melihat Bima tidak bertanya apa-apa,Syakira merasa lega.Mungkin bundanya belum mengatakan apa-apa kepada Bima.Ia tersenyum manis lalu mengangkat kepalanya.
"Kak Bima apa kabar?"tanya Syakira senang.
Bima kembali menoleh ke arah Syakira,"baik,"jawabnya singkat.
Syakira tersenyum.Di jawab seperti itu oleh Bima sudah membuatnya senang.Pernah saat ia bertanya hanya di jawab dengan tatapan datar saja.
*****
Bima sedang duduk di balkon kamarnya.Ia menatap langit yang cerah.Ia memutuskan untuk istirahat setelah berbicang dengan keluarganya.Mungkin tidak bisa di katakan berbincang,di karenakan ia hanya menjawab dengan anggukan dan gelengan,sesekali membuka mulut jika tidak memungkinkan untuk menjawab dengan kode kepala.
Bima menghela nafas.Pikirannya selalu saja menerawang kepada Andin,perempuan yang telah berhasil membuatnya bangkit dari kesedihan namun juga berhasil membuatnya kembali terpuruk ke dalam lubang yang lebih dalam.Sehingga sulit rasanya untuk keluar dengan mudah.
"Kak,"
Bima menoleh saat suara perempuan memanggilnya.Ia mengangkat alisnya sebagai jawaban.
Perempuan itu mendekati Bima dan duduk di sampingnya,"Syakira boleh tanya sesuatu gak?"tanya perempuan itu yang tak lain adalah Syakira.
Bima mengangkat alisnya kembali seperti menanyakan'apa?'.
Syakira menghela napas,"kakak masih cinta sama kak Andin?"
Pertanyaan Syakira membuat wajah Bima datar kembali.Ia tidak menjawab pertanyaan Syakira.Ia membuang pandang ke arah samping.
Syakira mendesah,"ayo dong,kak.Lupain kak Andin.Dia itu gak pantas untuk kak--"
"Kamu tidur larut malam lagi?"
Bima memotong perkataan Syakira dan bertanya tentang kebiasaan Syakira yang selalu membuatnya terlambat kesekolah.Syakira diam.Ia tidak berani menjawab.Berbohong dengan mengatakan tidak pun percuma saja.Bima bukanlah orang yang mudah di bohongi.Contohnya saja Andin.Kenapa Andin bisa ketahuan?Karena saat itu Bima mengikuti Andin dari belakang dan berakhir bahwa Andin sedang selingkuh.
"Maaf.."lirih Syakira.Hanya kata itu yang bisa ia keluarkan.
Bima menghela nafas.Kebiasaan Syakira itu memang susah di hilangkan.Ia rasa semua hukuman sudah di berikan kepada Syakira,tapi tetap saja tidak berubah.
"Kapan kamu mau berubah,Sya?"
tanya Bima dingin.Nadanya juga terdengar tak bersahabat."Setelah Kakak berubah."jawab Syakira tanpa berani menatap Bima.
Bima berdecak,"kebiasaan itu merugikan kamu,Sya!"jawab Bima lagi.kini tatapannya mulai tajam.
"Tapi dengan sikap kakak seperti ini juga merugikan kakak!"jawab Syakira membalas tatapan Bima tajam.Suaranya juga naik satu oktaf.
"Aku rindu kakak yang hangat dan selalu tersenyum."lirih Syakira.Tak sadar air matanya jatuh membasahi pipinya.
Bima diam melihat air mata Syakira keluar.Ternyata Syakira sedih melihatnya seperti ini.Ternyata Syakira juga merindukan sifatnya yang dulu,hangat dan murah senyum.
Bima mengangkat tangannya dan menghapus air mata Syakira.Tapi raut wajahnya tidak berubah,tetap datar.
"Kakak akan coba,tapi tidak sekarang."entah mengapa hanya kata itu tang keluar dari mulutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAIRA NANI AZRIVALE
Roman pour AdolescentsDisini menceritakan seorang perempuan berumur 17 tahun yang menjadi korban pembalasan dendam keluarga NAVIA kepada keluarganya,keluarga besar AZRIVALE.Ia dikurung dan dipisahkan dari keluarganya sejak umur 4 tahun.Sampai pada akhirnya terjadi sebuah...