PART 14

137 16 0
                                        

"Papa!Aku rindu papa!"teriak perempuan berambut coklat sebahu yang sedang duduk bersila dan di atas kasur.Ia sedang menatap laptop yang menyala dan memperlihatkan wajah seorang pria di layar.Pintu dan jendela tampak tertutup rapat dan hanya Cahaya lampu yang menerangi kamar bernuansa biru itu.

"Papa juga rindu kamu sayang."
jawab pria itu lalu tersenyum hangat.

"Papa tau nggak?Aku di sini selalu di kekang.Alasannya takut aku hilang lagi.Terus aku selalu di kawal bodyguard nya mereka.Kan aku jadi susah ketemu papa."kata perempuan itu kesal.Mulutnya mengerucut.

Pria yang ada di dalam layar terkekeh geli,"sabar ya,sayang.Setelah keluarga mereka hancur kamu akan bebas."jawab pria itu lalu tersenyum miring.

Perempuan itu mengangguk,"iya,papa benar."jawabnya lalu ikut tersenyum miring.

"Papa,aku boleh nanya nggak?"
tanya perempuan itu.

Pria itu mengernyit,"kamu mau bertanya apa,Liesa?"tanya pria itu bingung.Ya,mereka adalah Liesa dan Erga.

"Itu pa,tentang..Daira?"tanya Liesa sedikit gugup.Entah mengapa alasannya ia merasa gugup.Ia merasa papanya akan marah.

Lagi-lagi Erga mengernyit.Mengapa anaknya ingin mempertanyakan tentang anak perempuan musuhnya itu?Apa ada masalah?,"kenapa kamu menanyakan tentang perempuan itu? Apa ada masalah?"tanya Erga.Terlihat raut wajahnya yang khawatir.

Liesa menggeleng cepat,"enggak kok pa,nggak ada masalah."jawab Liesa.

"Lalu?"tanya Erga,masih bingung.

"hmm...itu,nama Daira papa gantikan?"tanya Liesa penasaran.

Erga terkekeh,"kamu tenang saja sayang.Memang kenapa sih?"Erga mengganti kekehannya dengan raut penasaran.

"Hmm..itu pa.Saat pesta kemarin,tepatnya saat aku di toilet aku berpapasan dengan perempuan berambut coklat sepunggung."kata Liesa memulai cerita.

"Ya,terus apa hubungannya dengan Daira?"tanya Erga bingung.

"Aku merasa seperti kenal dia,pa.Terus aku tanya namanya.Papa tau namanya siapa?Namanya Daira pa!"lanjut Liesa dengan wajah berseri-seri.

Erga terlihat terkejut.Perasaannya mulai takut.Tapi ia mencoba untuk tenang.Mungkin namanya saja yang sama,"mungkin namanya saja yang sama."jawab Erga.

Liesa mengangguk,"iya,aku juga nganggap seperti itu.Lagian namanya aja Daira Rosariza buk-"
Liesa terpotong saat papanya berteriak.

"APA?!"Erga benar-benar terkejut.Daira Rosariza?Tidak!Pasti ia salah dengar.

"Papa kenapa?Apa yang apa?"
tanya Liesa bingung.Ia mencoba menetralisirkan detak jantungnya.

"Coba kamu katakan sekali lagi nama perempuan itu!"titah Erga.Ia berharap ia salah dengar.

Liesa mengernyit tapi ia tetap mengatakan apa yang papanya perintah,"Daira Rosariza,memang kenapa pa?"tanya Liesa penasaran.

"Kamu tidak salah bilang 'kan Liesa?Atau papa yang salah dengar?"tanya Erga masih tidak percaya.

Liesa semakin bingung.Sebenarnya apa yang membuat papanya terkejut?Ada apa dengan nama perempuan itu?,"papa kenapa sih?"
tanya Liesa bingung.

"Perempuan itu Daira,Liesa!Daira!"
jawab Erga dengan wajah khawatir.Bagaimana jika perempuan itu telah mengingat semuanya lalu memberitahu keluarganya yang sebenarnya terjadi?Tidak!Hal ini tidak boleh terjadi.Rencana yang telah bertahun-tahun ia rancang tidak boleh gagal hanya gara-gara perempuan itu.

"APA?!MAKSUD PAPA PEREMPUAN ITU BENERAN DAIRA?!"teriak Liesa.Ia langsung menutup mulutnya.Untung saja kamar ini kedap suara sehingga tidak ada yang mendengar teriakannya.

Liesa mendekatkan wajahnya ke laptop,"papa serius?Papa nggak bercanda,kan?"tanya Liesa masih tidak percaya.

"Papa tidak bercanda,Liesa!Papa sendiri yang menukar namanya menjadi Daira Rosariza!""jawab Erga.Ia mengacak rambutnya frustrasi.

Liesa terlihat khawatir.Tapi setelah ia mengingat bahwa perempuan itu biasa saja saat bertemu dengannya,ia mencoba tenang kembali,"Papa tenang aja.Untuk saat ini kita aman."kata Liesa setenang mungkin.

Erga mengernyit,"maksud kamu?"
tanyanya bingung.

"Saat aku perkenalkan nama aku,dia tidak be-reaksi sama sekali.Itu berarti dia belum mengingat apa-apa."jawab Liesa lalu tersenyum.

Terlihat Erga yang menganggukan kepalanya,"baguslah.Tapi bagaimana bisa dia ada di pesta itu?"raut wajah Erga masih terlihat khawatir dan takut.

Liesa kembali berpikir,"iya,juga."

Tok!

Tok!

Tok!

Liesa menoleh saat ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.Semenit setelah itu ia menatap laptopnya kembali,"pa,udah dulu,ya.Kayaknya si Vier udah di depan pintu,deh."kata Liesa kesal.

Erga mengangguk,"ya,sudah sayang."kata Erga tersenyum.

Liesa mengangguk dan segera mengakhiri panggilan video-nya.Ia beranjak dari kasur dan segera membuka kunci pintu.

Wajah seorang laki-laki dengan senyuman manisnya terpampang jelas saat Liesa membuka pintunya.Liesa membalas senyuman itu dengan kaku.

"Kenapa di kunci?"tanya laki-laki itu.

"Hah?Eh,itu..Apa,I..Ira tadi
mandi."jawab Liesa gelagapan.Ia merutuki mulutnya yang berkata tidak jelas.

Laki-laki itu mengangguk lalu kembali menampilkan senyum manisnya.

Liesa bernapas lega melihat laki-laki itu biasa saja,"kak Vier mau ngapain?"tanya Liesa mencoba topik baru.

"Ayo kita makan!Yang lain sudah menunggu."jawab Ravier.

Liesa mengangguk.Ia menutup pintu kamarnya sebelum mengikuti Ravier menuju meja makan.

*****

Keluarga Larenzo sedang berkumpul di meja makan.Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring memenuhi ruangan itu.

"Oh,iya kak.Aku punya kabar gembira,lho."Vira-Bunda Syakira-membuka suara setelah menyendokan nasi kemulutnya.

Semua yang mendengar itu melihat ke arah Vira.Termasuk Vicry-suaminya.

Diane mengernyit,"kabar apa?"
tanyanya penasaran.

"Bima mau pulang!"jawab Vira senang.

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Syakira tesedak nasi saat mendengar nama kakak sepupunya itu disebut.

Daira yang melihat hal itu langsung mengambilkan air putih dan memberikannya kepada Syakira,''minum Syakira."kata Daira khawatir.

Syakira langsung meneguk sampai air itu habis tidak tersisa.Setelah itu ia menatap Vira,"apa,bun?Kak kullan mau pulang?!"teriak Syakira.Perasaanya sekarang bercampur aduk.Antara senang dan takut saat mendengar kakak sepupunya kembali.Senang ia bisa melihat wajah dingin itu,takut akan kemarahan kakaknya saat mengetahui dirinya masih tidur sampai larut malam.

Semua yang ada di sana menatap Syakira heran.Kecuali anak laki-laki yang tampak cuek dan tetap melahap makananya.

DAIRA NANI AZRIVALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang