Chap : 6

1.3K 144 10
                                    


Kini Awan hanya bisa memeluk Krist, dan membawanya ke sofa perlahan, mendudukkan tubuh Krist yang benar benar sudah lemas.

"Awan, kenapa kau kesini?"

"Aku kemari ingin memberi obat yg tadi di berikan dokter, tapi ternyata kau telah pulang lebih dulu, dan aku ingin mengantarnya kemari, dokter memberikan alamat mu padaku."
Awan berbicara dengan nada yang sangat lebut sambil menghapus air mata yg terus membasahi wajah Krist.

"Maafkan aku krist, aku membuat semuanya semakin kacau, aku dengan lancang malah mengaku bahwa itu adalah anak ku, sebab aku tak tega melihat kau di perlakukan seperti itu tadi"
Awan menundukkan wajahnya dia benar benar menyesal telah melakukan sesuatu tanpa memikirkan apakah Krist akan setuju atau tidak dengan tindakannya ini.

Krist memeluk kemabli tubuh Awan, dia benar benar tidak keberatan dengan apapun yang Awan lakukan, krist tau bahwa tujuan Awan itu baik, tapi mungkin caranya memang kurang tepat, bagaimanapun Awan telah datang di waktu yg tepat.
Sementara dari tadi Singto memperhatikan 2 orang yg sedang bermesraan di sofa, yaa benar Singto sedang memperhatikan Awan dan Krist dari jauh, membuat dirinya semakin kesal dan naik darah.

"Krist aku akan pulang, mau ikut?"

Krist menggeleng cepat, apakah dia tidak sadar bahwa Singto tadi telah mengusirnya?

"Selama surat cerai itu belum ku tanda tangani, aku masih pasangan sahnya, dan aku masih berhak tinggal di sini"
Senyuman getir terukir di wajah Krist, menandakan semuanya akan baik baik saja, tapi Awan tau, bahwa temannya ini memang dari dulu sangat ahli menyembunyikan apa yang sebenarnya dia rasakan.

"Baiklah, minumlah obat dan vitamin itu secara rutin, agar kau tak jatuh pingsan saat pagi hari seperti tadi"
Awan membalas senyuman manis Krist lalu mengusap kepala Krist, sambil sedikit mengacak ngacak rambut halusnya, Awan berdiri dan memutuskan untuk pulang, perlahan Awan berjalan keluar hingga punggung Awan sudah tidak terlihat lagi di balik pintu rumahnya.

"Baiklah, minumlah obat dan vitamin itu secara rutin, agar kau tak jatuh pingsan saat pagi hari seperti tadi"Awan membalas senyuman manis Krist lalu mengusap kepala Krist, sambil sedikit mengacak ngacak rambut halusnya, Awan berdiri dan memutuskan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harapan krist saat ini, singto mengizinkannya tidur di kamar, bersama dirinya seperti biasanya

Krist berjalan menuju pintu kamar miliknya dan Singto, tapi ada sesuatu yang terdengar aneh, ada sumber suara yang terdengar dari kamar miliknya itu, seperti suara erangan.

Semakin Krist melangkah maju, suara itu semakin terdengar jelas, tanpa berfikir panjang Krist sedikit membuka pintu, dan berniat mengintip suara apa itu.

DEG...

Dia lupa, dia lupa bahwa wanita licik itu belum pulang apalagi keluar dari kamarnya.

Lagi lagi sesuatu benda besar menghantam hati Krist kuat, kali ini lebih kuat dan lebih sakit dari sebelumnya, Krist melihat dengan mata kepalanya sendiri suami dan seorang bajingan sedang bercinta di kamar miliknya dengan Singto.

Cindy yang memimpin permainan, tubuhnya begitu bergairah, menggoyangkan pinggulnya di atas Singto, sementara Singto hanya menikmati setiap permainan Cindy.

I'M DIFFERENT [singtokrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang