Chap : 4

1.5K 161 8
                                    


Sekarang Krist dan Singto tinggal jauh terpisah dari kedua orang tuanya, rumah yg jauh dari perkotaan, tema tempatnya seperti hutan yang sunyi, sembari menyembunyikan pernikahan mereka dari siapapun.

Jarak gerbang dan rumah mereka lumayan jauh, saat membuka gerbang akan terlihat jelas jalan yang terbentang luas, diiringi taman kecil di kanan kiri jalan, membuat kesan begitu megah dan mewah.

Di belakang rumah memiliki air terjun buatan, yang tidak begitu besar tapi lumayan indah untuk di pandang, agar terkesan benar benar seperti berada di pedalaman hutan.

Sementara Krist sekarang tengah asik menikmati danging sapi setengah matang dengan secangkir susu miliknya, sambil menonton sebuah film, yap benar sekali, itu adalah hobby baru bagi Krist, lagi lagi dia izin tidak datang ke kantor untuk bersantai di rumah, untung dia memiliki teman yang bernama Gun, yang sekarang menjadi asisten pribadinya dikantor.

Sementara Krist sekarang tengah asik menikmati danging sapi setengah matang dengan secangkir susu miliknya, sambil menonton sebuah film, yap benar sekali, itu adalah hobby baru bagi Krist, lagi lagi dia izin tidak datang ke kantor untuk bersantai ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari tepat berada di atas kepala begitu sangat terik, seorang peria terlihat sedang berlari terburu buru dengan gerakan gusar berlari cukup kencang, masih menggunakan stelan kemeja.

Bruk...

"Maaf maaf, aku tak sengaja."

Entah apa yg membuat Singto lari terburu terburu di jalan, hingga menabrak seorang wanita.

"Oke okei tidak masalah, kau mout kan? sepertinya kau belum meminum darah hari ini yah?"
Singto memiringkan sedikit kepalanya dan lalu menaikan satu alis, entah mengapa sepertinya wanita di depannya ini tau jika dirinya sedang menuju tokoh yang menjual darah segar, untuk dirinya hari ini.

Mungkin itu sangat terlihat dari wajahnya begitu pucat, dan taring yang sedikit keluar, disertai keringat dingin bercucuran di areah wajahnya.

"Nih aku bawa sedikit stok darah"
Ujar wanita tersebut sambil mengambil sesuatu dari tasnya, lalu memberikan sekantung darah kepada Singto.

"Ah tidak perlu, aku akan membelinya sekarang."

"Minumlah, jam segini rawan habis stok darah"
Dengan gerakan yang gugup singto mulai mengambil darah tersebut.

"Terimakasih banyak."

"Dengan senang hati, lain kali minumlah darah setidaknya 2 sendok perhari, jika tidak, bisa bisa kau mencelakai orang lain."
Wanita itu memberikan semyuman termanisnya, Singto melihat hal tersebut ikut tersenyum juga.

Setelah wanita itu memberi Sekantung darah kepada Singto berupa bungkusan berukuran sedang

Setelah wanita itu memberi Sekantung darah kepada Singto berupa bungkusan berukuran sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'M DIFFERENT [singtokrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang