Chap : 19

1.4K 132 25
                                    

Krist merebahkan dirinya di atas kasur,membuang nafasnya kasar,memejamkan mata sebentar untuk merasakan rasa lelah yg sangat terasa jika waktu tidur telah tiba,saat hampir saja tertidur dirinya mendengar suara ringisan ringisan kecil seperti orang kesakitan dari sebelahnya,dengan cepat krist membuka lagi matanya lebar

Menoleh ke arah samping,melihat anaknya yg sedang menggeliat mulai tak beraturan,dengan sigap krist membawa anaknya dalam pelukannya,mencoba mencari tau apa yang terjadi,tapi anehnya krist merasakan tubuh anaknya sangat dingin,seperti sedang memeluk bongkahan bau es berukuran besar

"Hei nak,malia...buka matamu papi di sini,apa yang terjadi"
Tanya krist dengan raut wajah yg sangat cemas,bingung apa yang harus dia lakukan melihat anaknya seperti ini,sementara malia masih memejamkan matanya

Krist berdiri,berlari ke arah dapur mencari wadah dan handuk kecil,tanpa pikir panjang krist menuangkan air panas cukup banyak ke dalam wadah dengan penuh,setelah di rasa cukup dia kembali ke kamarnya,mengompres malia dengan air yg masih beruap,krist kencoba menahan tangannya yg bisa terbilang melepuh akibat memeras air tersebut

Selang beberapa menit,ringisan ringisan pun mulai berangsur berhenti,krist beralih mengusap pucuk kepala putrinya itu,berharap setelah anaknya bangun,tidak ada hal buruk apapun yg akan terjadi

"Sakit ya?,hm? maafkan papi ya ,belum bisa menjaga malia dengan baik,tapi papi akan berusaha"
molongnya pelan,agar anaknya terjaga dalam tidur dan tidak terganggu tidurnya.

Krist berfikir ini adalah efek dari cakaran para leard tadi,yg membuat anaknya sedingin es,padahal itu adalah salah satu bentuk beransurnya penyempurnaan seorang movar.

"Pi–iii"
Gumam malia kecil,sontak membuat krist mendapat pertanda bahwa anaknya baik baik saja.

"Iyaa,papi di sini"

"Papi panaaaasss"
Tangisan malia pun pecah,membuat krist kalang kabut di buatnya,apa yg sebentarnya tengah terjadi,tubuh gadis tersebut sangat dingin,tapi dia malah merasakan panas?,sangat berbanding terbalik

"Tapi badan malia dingin sekali"
Krist menyentuh langan anaknya dengan telapak tangan miliknya,masih sama,terasa dingin,walau tidak sedingin tadi.

Gadis tersebut membuka matanya perlahan,dan menatap ke arah papinya dengan tatapan sendu,sugguh krist tidak tega melihatnya,tapi sebentar...
Mata biru itu mengeluarkan sinar dan corak baru

Sangat indah

"Papii malia ingin sedikit darah,bolehkah?"
Pinta malia,dia adalah seorang movar,bisa memakan segalanya,tentu wajar jika malia sewaktu waktu mengginkan darah juga,tidak daging saja seperti krist

krist mengulur dan meraba sedikit laci yg tepat berada di samping kasurnya,mencari sesuatu benda tajam di sana

Tepat,dia menemukan silet yg biasanya dia gunakan untuk memotong ujung ujung pakaian yg terjuntai ,tanpa pikir lama,dia membeset sedikit ujung jari telunjuknya,dan mengeluarkan darah segar di sana

Malia yg melihatnya berteriak

"AAAAA!!"

"PAPI JANGAN,ITU AKAN MENYEKITI PAPI!"

"Sstt,tak apa,ini sudah malam tidak ada darah apapun"
Krist mencoba menenagkan anaknya ,dan menyodorkan jarinya tepat di depan mulut anaknya,menunggu malia untuk menghisap

"Tidak mau"

"Lakukan,papi tidak keberatan,apa tidak kasihan?,papi sudah melakukan ini untukmu"
Gadis itu mengcengkram tangan milik ayahnya,dan mulai menghisap darah yg mengalir dari hasil sayatan menggunakan silet tadi

"Pejamkan lagi mata malia,kita tidur bersama"
Pucuk kepala anaknya di helus dengan lembut,mengantarkan kenyamanan,setelah beberapa saat mereka berdua pun terlelap dengan jari krist yg masih di emut oleh anaknya.

***

Pagi hari.
Singto memutar kursi yg sedang ia duduki di ruang kerjanya,dengan menatap fokus ke satu titik,namun pikirannya penuh,entah apa yg dia pikirkan..

"Bos,selamat pagi,tumben sekali sudah sampai kantor pagi pagi sekali"
Ujar off sambil meletakan dokumen di meja kerja yg di panggilnya bos barusan,namun singto masih asik bermain di dalam lamunanya,tanpa aba aba off melemparkan pulpen tepat mendarat di dada bidang milik singto.

Terkejut

Itulah yg singto rasakan saat ini,detak jantungnya yg tadi sangat tenang,secarang terpompa dua kali lebih cepat

"Presetan off!"
Off yg mendengarnya hanya tertawa puas,melihat bos nya glagapan seperti abis mengetahui rumahnya kerampokan

"Lihatlah,masih jam berapa ini,dan kau telah melamun,dasar payah"

"Diamlah,kau tidak akan mengerti apa yg memenuhi otaku sekarang"

"Aku mengerti sing"

"Maksutmu mengerti?"

"Tidak lupakan,eh ingat sebentar lagi kolega kita akan datang"
Off merapikan bajunya,dan mengalihkan arah pembicaraan yg cukup sensitif

"Terimakasih telah di ingatkan"

"Sama sama,itu tugasku"
Setelah merasa tidak ada lagi yg ingin di bicarakan,off mulai melangkahkan kakinya bergegas untuk keluar dan meninggalkan ruangan tersebut

"Tunggu"

Deg

Detak jantung off persekian detik seperti berhenti,alhasil dia membalikan tubuh dan melihat ke arah orang yg menghentikan langkahnya barusan.

"Ada keperluan lain sing?"
Tanya off

"Ada,apa menurutmu jika aku menyelidiki malia?,entahlah aku hanya penasaran oleh anak ini"
Jawabnya langsung tanpa basa basi

"Lakukan apa yg hatimu inginkan saja"
Setelah menyelesaikan kalimatnya,oh segera pegi dari ruangan itu,tidak perduli lagi jika singto akan marah padanya setelah ini,dia tidak mau ikut campur lebih dalam,dia ingin melihat seberapa jauh insting seorang ayah pada anaknya bekerja,begitulah kira kira

"Sialan,orang satu ini sekarang gemar sekali seperti ini"
Umpatan kembali di berikan singto kepada off,dirinya merasa kesal,seperti semua membuatnya merasa rumit,dan sulit untuk di pecahkan,tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja

***

nanti update lagi...

I'M DIFFERENT [singtokrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang