Chap : 3

1.7K 168 5
                                    

Saat ini Krist sedang asik membuat salad di dapur, entah siapa yg berisik sekali membunyikan bell berkali kali, hingga membuat lelaki yang tengah asik memotong buah itu mengendus kesal, Krist menyudahi kegiatannya dan segera menuju pintu depan degan ekspresi seperti ingin mencabik cabik seseorang.

'Siapa itu? kalau sampai itu metawin, tidak segan akan ku cakar cakar.'
Gerutunya dalam hati sambil berjalan menghentak hentakkan kakinya dengan alis yang di kerutkan seperti anak kecil yg tidak di beri mainan.

Saat sudah sampai di depan pintu dan siap untuk memarahi orang yg dia kira metawin adiknya, kenapa Krist bisa begitu yakin? karena adiknya sering sekali akhir akhir ini menggoda dirinya yang tegah sensitif dan membuatnya kesal.

"Berhentilah bermain Met-..."
pintupunn dibukaa, memperlihatkan sosok peria yang lebih tinggi sedikit darinya semari menunjukan senyumannya

Yang tadinya dengan nada arogan dan kesal, setelah melihat siapa yg datang perlahan dia menurunkan nada bicaranya.
Ya benar siapa lagi kalo bukan Singto, calon suaminya, ternyata dialah sedari tadi membunyikan bell berkali kali.

"Ohh?? sorry ku pikir... ah anu, kau adalah adikku"
Dengan nada yang terdengar cangung dan terbata bata Krist sambil mengaruk tengkuknya yang tidak gatal, karna merasa bersalah sempat membentak orang yang sekarang berhadapan dengan dirinya.

Namun singto hanya membalas degan senyuman.

"Ah tidak masalah, itu wajar karna aku pertama kali juga datang kesini."

Sekarang keduanya sedang berada di dalam satu mobil yang sama, namun hanya keheningan menyelimuti keduanya, mereka berdua hanya berdiam dan menunggu satu sama lain memulai obrolan, yang sedang mengemudi bingung ingin bicara apa dan topik apa ingin...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang keduanya sedang berada di dalam satu mobil yang sama, namun hanya keheningan menyelimuti keduanya, mereka berdua hanya berdiam dan menunggu satu sama lain memulai obrolan, yang sedang mengemudi bingung ingin bicara apa dan topik apa ingin di bicarakan, sedangkan yang berada di kursi penumpang termakan oleh gengsi dan rasa takut.

Sampai salah satu dari mereka memutuskan untuk membuka percakapan.

"Kau sudah makan?"
Tanya Singto basa basi sembari menoleh ke arah Krist yang dari tadi hanya menatap ke arah luar jendela mobil memperhatikan jalanan.

"Hah? oh.. iya aku su-sudah tadi."
Krist terlihat masih gugup dan gerogi menjawab pertanyaan dari Singto, apalagi sekarang Singto sedang menatap ke arah dirinya, sebenaernya krist masih memiliki rasa kesal kepada singto karena telah membuat hidupnya berubah total hanya dalam semalam, dia masih bingung entah harus mencoba menerimanya atau menentangnya.

"Lalu kenapa tadi kau memakai apron saat membuka pintu, apakah kau tegah memasak sesuatu, buat orang tuamu mungkin?"
Tanya singto penasaran, lantas tadi krist saat membuka pintu mengenakan apron dengan tangan nya yang cukup kotor.

"Ah itu... tidak juga, aku dan orang tuaku tinggal terpisah, aku di sana hanya tinggal bersama adikku, dan itu aku bukan memasak sebenarnya, yaa hanya membuat salad buah saja karena ingin."
Kali ini Krist berani menjawab pertanyaan Singto sambil menatap ke wajahnya, memang semenjak Krist lulus sekolah dan sudah bekerja dia ingin tinggal sendiri, namun ayahnya tidak mengizinkan jika tidak bersama adiknya.
mendengar jawaban dari Krist, yang bertanya hanya mengangguk, lalu pandangannya kembali fokus ke arah jalan.

I'M DIFFERENT [singtokrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang