I'M DIFFERENT [singtokrist]

Chap : 7

Matahari mulai menyinari kaca mobil Singto, membuat pantulan cahayanya membangunkan dia dari tidurnya, saat Singto membuka matanya dia melihat suaminya yang sedang tertidur pulas, membuat hati Singto menghangat melihatnya, walau Singto mengetahui anak yg sedang Krist kandung bukan lah anak miliknya, tapi rasanya ingin sekali mengelus perut krist sekarang.

Perlahan singto mengangkat tangannya dan mengarahkan ke permukaan perut Krist, memang perutnya belum terlalu besar.

Mengelus secara perlahan agar yang sedang tidur tidak merasa terusik.

Rasanya lagi lagi hati Singto menghangat saat menyentuh perut Krist dirinya merasa itu seperti anaknya sendiri, namun beberapa saat Singto tersadar dan segera menarik kembali tangannya.

'Tidak tidak, itu bukan anakku.'

"Ugh.."
Krist merasakan jika seseorang tengah menyentuhnya, dan mulai membuka matanya perlahan.

"Sing sudah bangun?"
Tanya krist saat pertama kali melihat Singto yang dengan memasang raut wajah kesal.

"Apa kau tidak bisa melihat?"
Jawabnya Ketus, membuat Krist sedikit kerkaget, yang benar saja dirinya baru bangun mendapati Singto telah seperti ini?

"Bukan kah kita sedang berdrama? selayaknya pasangan yg serasi?nkau bilang kaulah tokoh sangat baik di sini?"

"Aku melupakannya, baiklah sayang ayo kita pulang."
Smirk Singto membuat krist terkekeh sebentar.

Sekarang keduanya telah sampai di rumah yang mereka tinggali.

"Sayang, ambilah deei ini satu"
Krist melemparkan satu bungkus deei pada Singto, dirinya tau betul bahwa suaminya itu benar benar kekurangan darah dari kemarin.

Hari ini mereka malas untuk pergi ke kantor karna lelah dengan kejadian kemarin dan semalam yang bermalam di hutan, keduanya akan menghabiskan waktunya di rumah dengan berderama konyol seperti selayaknya pasangan yg serasi

FEW MONTHS LATER

Kini kandungan krist berusia 4 bulan, Singto benar benar memperlakukan Krist selayaknya pasangan mulai dari memanjakan, melalukan pelukan setiap malam sebelum tidur, bercanda gurau dengan tawa, mereka berdua saling memperlakukan satu sama lain seperti pasangan yang baik, mereka seperti melupakan kejadiaan saat itu, pertengkaran besar dan hebat, tapi mereka masih mengganggap ini semua hanyalah sebuah drama.

"Sayaaang ambilkan aku susu, aku ingin meminumnya, tapi aku terlalu malas untuk berdiri."
Teriak Krist pada Singto yang tengah membuat kopi, namun matanya masih fokus pada layar televisi.

"Iyaaa, susu segera datang."
Sahut Singto.

Saat singto memberikan susu kepada Krist, bel rumahnya berbunyi, menandakan ada tamu di luar.
Saat Krist hendak berdiri, namun dengan cepat di cegah oleh suaminya.