05

1.1K 168 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



05 : Inside








"Taeyong, ya?" Jennie mengulas senyum lebar, sementara Jisoo mengangguk sembari menenggak air dalam botol.



"Dia cuma..."



"Euh... kamu masih inget kan, sayang?" Jisoo seketika menatap bingung ke arah Jennie. Setelah memberikan tanda lewat kedua alisnya, Jisoo kini bisa mengerti dengan maksud Jennie.



Dulu Jennie sering membicarakan tentang laki-laki yang dikenalkan kedua orangtuanya. Jisoo tahu itu dan dia tidak memberi reaksi apapun. Namun setelah ia tahu bahwa orangnya adalah Taeyong, Jisoo mulai merangkai pemikirannya. Ternyata apa yang dikatakan Taeyong kemarin memang benar, mereka berada dalam satu nasib yang sama. Serta berurusan dengan orang yang sama pula.



"Terserah kamu ajalah." Jisoo mengendikkan bahu. Jennie mendekat lalu memeluknya dari belakang.



"Pokoknya, buat aku dia bukan siapa-siapa kok. Kok kamu bisa kenal juga sama dia? Dari kapan?" Jennie kini sedang mencoba mengalihkan pembicaraan. Karena Jennie tahu, Jisoo sudah tidak tertarik lagi dengan topik ini dan juga kejadian di pagi hari yang ia saksikan sendiri.



"Dari waktu pindah ke sini." Jisoo kini memainkan botolnya.



"Oh... Tapi, dia gak aneh-aneh kan sama kamu?"



"Nggak kok. Biasa aja. Tapi ya... emang lumayan ngeselin sih orangnya." Jennie terkekeh kepada Jisoo yang sedang kesal.



"Eum... sayang..." Jisoo menoleh ketika Jennie memanggilnya.



"Kamu... nggak marah, kan?" Tanya Jennie dengan nada pelan. Jisoo berdecih.



"Kenapa juga aku marah?" Jennie menghela nafas lega. Ternyata Jisoo memang sudah bisa memaklumi.



"Kirain kamu bakalan marah. Ya udah deh kalau gitu ayo kita makan aja." Jennie melepas pelukan dan kembali menyiapkan makan. Jennie bersikap seperti biasa lagi setelah berhasil memberitahu Jisoo tentang Taeyong. Begitupun dengan Jisoo, tak ada yang berubah dari keduanya.



Reaksi Jisoo memang tidak menampilkan seolah dia terkejut dengan pengakuan Jennie. Dia memang sudah terbiasa dengan Jennie yang memang seperti itu. Yang Jisoo takutkan hanyalah ketika suatu saat nanti Jennie berpaling darinya saja. Ia pikir, ketika Jennie pergi jauh, Jennie akan berubah dan melupakan Jisoo.



Tapi ternyata, orientasi seksual Jennie masih sama seperti dulu. Bahkan sekarang Jennie menjadi lebih manja kepada Jisoo. Akan tetapi, Jisoo belum bisa bersikap seperti dulu yang juga selalu memanjakan kekasihnya itu.



When We Were WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang