20 (END)

2.1K 154 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



20 : What Once Was Mine








Kedua orangtua Jisoo nampak sangat khawatir, pasalnya Jisoo tak mengucapkan kata-kata setelah menjawab telepon tersebut. Dengan keadaannya yang belum sepenuhnya pulih, Jisoo pergi dengan mobilnya untuk memenuhi panggilan telepon itu.



Ayah Jisoo memerintahkan seluruh staf yang bekerja padanya untuk mengikuti Jisoo, beliau hendak menyusul setelah menelepon kepolisian setempat untuk ikut serta membantunya dalam menemukan Taeyong.



Sebuah mobil mulai memasuki pekarangan mansion. Komisaris polisi baru saja keluar dari mobil untuk menjemput ayah Jisoo. Beliau disambut oleh ayah Jisoo yang sudah memakai mantelnya.



"Saya udah suruh mereka buat ngikutin Jisoo. Dia belum jauh dari sini. Tapi sebelumnya, kenapa Jisoo tiba-tiba pergi?" Tanya sang komisaris sembari berjalan menuju mobil bersama ayah Jisoo.



"Saya juga gak tau kenapa. Padahal dia baru bangun dari pingsannya."



"Tapi tuan Kim, bukannya ini aneh? Saya rasa ini ada kaitannya sama Taeyong."



"Saya juga mikir begitu."



Mereka berdua memasuki mobil sembari terus membahas kejadian atas kecelakaan Taeyong yang janggal dan juga kepergian Jisoo secara tiba-tiba.



Ayah Jisoo melihat sang istri yang masih berdiri di dekat pintu masuk. Mereka saling bertatapan, kemudian ayah Jisoo mengangguk pelan kepada istrinya. Ibu Jisoo melihat kepergian suaminya dengan sang komisaris, beliau menangkupkan kedua tangan untuk mendoakan keselamatan semua orang.



Jalan yang menjadi saksi atas kecelakaan Taeyong kini masih ramai didatangi orang. Ayah Taeyong pun masih termenung di sana, beliau tak berhenti memikirkan sang anak yang menghilang. Matanya pun tak beralih dari mobil yang sudah rusak.



Bahkan ketika kakak Taeyong sudah datang di tempat itu, sang ayah tetap tak bergeming. Kakak perempuan Taeyong itu meraih lengan sang ayah untuk berdiri dari sana.



Ayah Taeyong dibawa ke tepi jalan, kakak Taeyong memberikan minum kepada sang ayah yang terus melamun. Kakak Taeyong sangat tak tega melihat ayahnya menjadi seperti ini. Dia lalu menggantikan sang ayah untuk melihat seluruh kondisi mobil.



Kakak Taeyong yang merupakan seorang profiler handal itu mulai mereka ulang kejadian berdasarkan apa yang dia lihat sekarang. Pemikirannya itu benar-benar tepat, karena apa yang diduga oleh sang kakak sesuai dengan kronologi kecelakaan tersebut.



Hingga akhirnya, kakak Taeyong melihat adiknya itu yang sudah bersimbah darah. Dia kemudian mendekat ke arah di mana tubuh Taeyong terakhir berada. Dengan menyalakan senter dari ponsel, kakak Taeyong melihat tetesan-tetesan darah yang menuju ke sebuah hutan di tepi jalan.



When We Were WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang