09

833 148 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



09 : By








Jisoo membuka matanya yang masih berkunang-kunang. Di pagi ini, dia merasakan pening yang luar biasa. Saat dia menoleh, di sana sudah ada Taeyong yang tertidur menghadapnya.



Kini mata Jisoo sudah sepenuhnya terbuka, dan dengan segera Jisoo menendang perut Taeyong hingga lelaki itu terjatuh dari ranjang.



"Shit!" Taeyong otomatis tersadar karena tendangan Jisoo.



Taeyong bangkit dari posisi jatuhnya dan memandang Jisoo yang kini sudah terduduk di ranjang. Mata Taeyong terbelalak melihat Jisoo yang baru saja menutupi tubuhnya dengan selimut, lalu ia melihat dirinya sendiri yang tidak menggunakan sehelai benang di tubuhnya.



Bersamaan dengan itu, terbersit momen-momen yang sempat hilang dari benaknya. Taeyong langsung menutup mulut karena tak percaya dengan apa yang ia lakukan semalam kepada Jisoo.



Ia bahkan ingat ketika dia memuji Jisoo, dan juga mengutarakan semua perasaannya selama ia melihat Jisoo di acara itu. Apalagi Taeyong semakin dibuat gila ketika Jisoo sudah berada di bar. Taeyong benar-benar sudah kehilangan akal.



"Nggak mungkin kan kalau kita..." Taeyong menggantungkan kata-katanya, sementara Jisoo sudah bangkit dari ranjang dan masih menutupi tubuhnya menggunakan selimut.



Taeyong memegang kepalanya, dia tiba-tiba merasa pening. Akan tetapi di seberang ranjang, Jisoo berusaha untuk menahan tangis dan amarahnya. Dia hanya ingin melupakan apa yang menimpa mereka semalam tadi. Jadi dia mencoba bersikap biasa saja setelah menendang Taeyong dengan sangat keras.



Lelaki itu mulai memakai lagi pakaiannya, dan dia mendekat ke arah Jisoo yang terdiam karena masih terkejut. Apalagi ketika dia melihat noda-noda yang berserakan di seprai ranjang yang kusut. Taeyong melihat arah pandang Jisoo, dan dia mulai berlutut.



Saat itu juga, Jisoo baru bisa mengingat seluruh kejadiannya. Dia begitu mabuk dan lupa diri. Semalam Jisoo benar-benar sudah gila dengan Taeyong. Dia pun mengurut pelipisnya, karena dia tahu bahwa ini adalah kesalahan terbesar yang pernah dia lakukan semasa hidupnya.



"G-gue minta maaf. Lo boleh nyiksa atau bahkan bunuh gue sekarang juga." Taeyong menunduk pasrah. Jisoo tak menghiraukan Taeyong dan memilih untuk memunguti pakaian.



"Keluar." Titah Jisoo dengan dingin.



"A-apa?"



"Gue bilang keluar!" Ulang Jisoo yang agak meninggikan suaranya.



"Nggak. Gue gak mau ninggalin lo gitu aja." Jisoo tak membalas, melainkan ia melayangkan tatapan tajam. Taeyong yang kesal dengan dirinya sendiri pun lantas memukul lantai lalu berdiri.



When We Were WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang