08

893 147 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



08 : Torn








Setibanya Jisoo di apartemen pada pukul enam sore, dia tak mendapati siapapun di sana. Jisoo lalu pergi ke luar untuk mencari Jennie. Dia mencari Jennie ke lobby, lalu ia berpindah ke area taman.



Jisoo merasa lelah karena sudah berlari, dia sedikit membungkuk untuk mengatur nafas. Saat Jisoo hendak menyerah, dia mendengar percakapan di dekat perbatasan antara taman dan sungai.



Kepala Jisoo kembali terangkat untuk melihat sumber suara. Dia mendekat sembari menengokkan kepala karena terhalang oleh sebuah pohon.



Jennie ada di sana, dia sedang berhadapan dengan Taeyong. Raut wajah Jennie terlihat ketus dan serius, sementara Taeyong masih berseri-seri seperti di saat pagi tadi.



Jisoo pun menghentikan langkah. Jaraknya berada cukup jauh dari mereka, dia mendekat ke arah pohon untuk bersembunyi sembari menguping pembicaraan mereka.



"Aku tadi lagi kerja." Ujar Jennie.



"Ya, aku udah tau. Aku kira kamu ngilang lagi."



"Kenapa kamu ke rumah?"



"Ibu aku pengen ketemu sama kamu."



"Oh... gimana kabar ibu kamu?"



"She's good. By the way, Jennie..." Saat Taeyong menggantungkan kata-katanya, Jisoo mengintip dari balik pohon. Taeyong menggenggam tangan Jennie.



"Hm?"



"Kamu nggak akan ninggalin aku lagi, kan?" Jennie menghela nafas.



"Nggak, Taeyong. Aku gak akan ke mana-mana."



"Baguslah. Ini... ada acara resital piano suami kakak aku." Taeyong memberikan akses khusus di resital itu kepada Jennie.



"Kenapa kamu ngasih ini ke aku?"



"Aku pengen kamu datang ke sana. Besok acaranya."



"Aku gak yakin bakal datang."



"Tenang aja. Aku bakal jemput kamu ke rumah sama orangtua aku. Kita berangkat sama-sama. Oke?" Setelah menghela nafas, Jennie mengangguk lemas.



When We Were WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang