11 : Flower
Taeyong bergerak cepat, dia segera mematikan seluruh daya listrik di ballroom. Setelah beberapa menit, Taeyong menyalakannya lagi. Ayah Jisoo yang panik segera membawa Jisoo dari panggung dibantu oleh para staf.
Beliau meminta penjelasan ke semua staf yang memegang kendali di divisi IT hotel. Setelah mendapatkan penjelasan dari mereka, beliau kemudian naik ke atas panggung untuk menjelaskan hal yang terjadi.
"Saya minta maaf untuk ketidaknyamanan ini. Sistem keamanan hotel kami sedang diretas oleh hacker. Putri saya, Kim Jisoo, bukan perempuan yang seperti kalian lihat tadi. Itu semua hasil rekayasa." Ujarnya dengan wajah yang sudah pucat pasi.
"Gimana bapak bisa tau? Bukannya putri bapak baru pulang lagi ke rumah?" Tanya seorang petinggi perusahaan.
"Ya. Memang dia baru pulang lagi ke rumah. Tapi dia tidak akan pernah melakukan hal-hal rendahan seperti itu. Putri saya adalah orang terdidik dan pekerja keras."
"Lagipula di jaman sekarang, rekayasa memang udah gak aneh lagi sih." Sahut salah seorang anak kenalan dari ayah Jisoo, mereka pun mulai berdiskusi. Taeyong melirik ke arah orang itu yang tersenyum miring. Dia memicingkan mata, gelagat orang itu sangatlah aneh.
"Benar, saya merasa sangat dirugikan sekarang. Saya harap kalian semua bisa memaklumi ini. Pak komisaris, bukankah ini adalah penyerangan serius? Saya harap anda bisa mengusut hacker tersebut."
"Tentu saja, tuan Kim. Saya akan segera menghubungi bawahan saya untuk mengatasi kasus ini."
"Terimakasih. Kalau begitu, mari kita lanjut ke acara jamuan makannya."
Semua orang mulai kembali tenang. Sementara Taeyong kini pergi dari ballroom untuk mencari keberadaan Jisoo. Ayah Taeyong yang melihat anaknya pergi lantas memutuskan untuk mengikuti.
"Taeyong!" Seru sang ayah ketika mereka sudah keluar dari ballroom. Taeyong pun menoleh kepada sang ayah yang nampak khawatir. Sedari tadi keduanya sudah tercekat, dan sang ayah takut semua orang tahu dengan identitas Taeyong pada video itu.
"Ayah tau kamu lagi marah. Jadi, tenang dulu. Ayah bisa ngatasin masalah yang tadi." Taeyong pun mendekat sembari mengepalkan tangan.
"Gimana aku bisa tenang? Aku takut Jisoo kenapa-napa. Mereka jelas-jelas ngelihat semuanya." Bisik Taeyong di depan sang ayah, dia juga sama takutnya. Apalagi jika ayah Jisoo sampai mengenali dia, Taeyong tak tahu harus bersikap bagaimana.
"Terus, kamu mau ngapain? Kalau kamu mau ngelihat putri tuan Kim sekarang, itu bukan keputusan yang tepat." Taeyong mengalihkan pandangan ke samping. Ia bertanya-tanya, mengapa ia selalu dihadapkan dengan kegagalan ketika hendak menggapai keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were Wrong
Fanfiction"You ain't know? I'm your girl's ******* crush." Started 31-12-2020 End 13-01-2021 © _gzbae_