06

944 155 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



06 : Mend








Pagi-pagi sekali, Taeyong sudah berpakaian rapi. Polesan kecil pada rambut Taeyong membuatnya nampak lebih percaya diri. Kini ia melangkah keluar untuk menjalani hari. Ia hendak bekerja setelah melakukan rutinitas pagi. Rutinitas ini termasuk kepada pengamalan dari apa yang sudah ia pelajari. Selama ia tinggal di apartemen, ia sudah menjadi salah seorang relawan untuk membantu beberapa lansia yang tinggal di sana.



Saat sudah tiba di taman apartemen, dia mulai menyapa semua lansia yang sedang menikmati pagi mereka bersama. Mereka tentu sangat menyukai Taeyong. Selain suka kepada kebaikan Taeyong, poin tambahan juga terletak pada wajah tampannya. Mereka mengenal Taeyong sebagai orang yang sangat ramah dan pandai menghibur orang. Namun tentu saja, mereka tidak tahu tentang kesedihan Taeyong yang terkubur sangat dalam. Yang tahu akan kesedihannya hanyalah Jennie dan Jisoo saja.



Di waktu yang sama, Jisoo baru keluar dari kamarnya dan sudah memakai pakaian olahraga. Kali ini ia memakai hoodie hitam dan celana training panjang yang senada. Ia terpaksa bangun di jam tiga pagi karena Jennie yang mendadak pulang ke rumah orangtuanya. Awalnya Jennie tak mau pulang, karena tentu saja Jennie masih ingin bersama Jisoo. Namun Jennie diancam oleh sang ibu yang tiba-tiba menelepon. Jadi karena Jisoo tidak bisa tertidur lagi, ia memutuskan untuk pergi berolahraga saja.



Kewajiban Taeyong pun sudah usai, kini ia akan segera bergabung bersama lansia lain untuk bersantai. Beberapa menit kemudian, salah seorang lansia yang berada di dekat Taeyong mulai menunjuk seseorang yang menutup kepalanya dengan hoodie baru saja keluar dari apartemen.



"Taeyong, dia siapa, ya? Kok nenek belum pernah lihat dia." Sahut seorang nenek yang menunjukkan jari.



"Sama. Aku juga belum pernah lihat dia. Baru kali ini." Timpal nenek lain.



Taeyong pun menoleh, kemudian kembali menghadap para lansia itu. Ia tersenyum ke arah mereka yang masih terdiam untuk memandangi Jisoo.



Sementara Jisoo yang hendak berolahraga itu melihat ke arah taman yang cukup ramai. Matanya tak sengaja melihat Taeyong yang sedang membelakangi. Dia mengerutkan dahi karena dia baru pertama kali melihat Taeyong berinteraksi dengan penghuni apartemen.



"Namanya Jisoo. Dia teman saya dan penghuni baru di sini. Belum genap satu minggu kok." Taeyong mengenalkan Jisoo kepada mereka.



"Oh, Jisoo." Sahut semua lansia sembari menganggukkan kepala.



"Namanya cantik, kayak orangnya." Taeyong terkekeh ketika mendengar ucapan sang nenek.



"Ajak dia ke sini dong, Taeyong. Mumpung dia belum keluar gerbang." Karena Taeyong adalah pribadi yang patuh, ia pun mengangguk dan sedikit berlari untuk menyusul Jisoo yang hendak keluar apartemen.



When We Were WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang