quick flashback.

1.5K 305 10
                                    

Karina's point of view

Kali ini aku sedang mencoba meyakinkan Peter bahwa aku bisa ikut perang , memang menyebalkan.

"Pete , ayolah aku bukan anak kecil lagi !" Ucapku sambil menarik narik pinggir bajunya

Ia menunjuk ke arah tanganku dan aku langsung melepaskan tanganku dari bajunya

"Pete , ini pedangmu kita harus bersiap-siap." Edmund masuk sambil menodongkan pedang Peter ke arahku

"Mau mati kau? " Ucapku dan ia menjulurkan lidahnya , aku memutar bola mataku lalu mengeluarkan mata anak anjingku ke Peter

"Petey , ayo lah bawa anak kecil ini ke dalam perang." Aku mencoba mengimut-imutkan wajahku

"Sok imut kau pungut" aku memukul punggung Edmund dan ia meringis sambil memegangi punggungnya namun ada yang aneh. .

"EDMUND IKUT PERANG?!" aku teriak dan di angguki Peter

"DIA SEUMURANKU LOH PETE , KAMU KOK JAHAT SEKALI MEMBAWA EDMUND TAPI TIDAK AKU! APA KARENA AKU ANAK PUNGUT?!" aku mempoutkan bibirku dan menghentakkan kakiku lalu beranjak keluar dari tenda

"Aduh , awas kau Edmund." Peter mengejarku dan memelukku

"Hey , lihat aku Karina." Aku memutar bola mataku dan ia memegang wajahku

"Edmund itu laki laki dan kamu perempuan , Edmund juga lebih tua 2 bulan darimu." Ucap Peter dan aku langsung mengigit tangannya

"Aku anak Aslan , ayahku di bunuh oleh wanita itu dan aku pantas untuk membunuhnya Pete." Aku menjauh dari hadapannya dan masuk ke tendaku

Aku menutup tendaku dan menangis di balik kasur

"Kenapa selalu aku sih? Aku yang tersakiti dan aku juga yang harus merasakan ditahan."

Sekelip flashback masuk ke dalam kepala Karina

Flashback'

"Edmund ! Kembalikan mainanku!" Teriak Lucy dan aku yang tinggi langsung mengambil mainannya dari tangan Edmund

"Ini lu." Aku memberikan mainan lucy kembali kepadanya

"Kamu ini, apakah kamu tidak bisa melihat kami sedang bersenang-senang?" Ucap Edmund dan aku langsung menutup buku komikku

"Iya. Bersenang-senang. Sampai adikmu mau nangis. " Aku langsung menjauh dan masuk ke dalam kamar di ikuti Lucy.

Di makan malam.

"Bu , Karina kan memberhentikan aku dan Lucy sedang bermain. Dia iri Bu." Ucap Edmund di sela sela makanku

Ahh seriusan? Tapi aku sedang makan.

"Tidak Ed , sudah berhenti membicarakan hal bohong." Ayah membelaku dan membuat Edmund berhenti berbicara.

"Apasih , Karina mulu yang di perhatikan." Edmund mengumam

Ibu mengebrak meja marah , sepertinya ibu mendengar gumaman Edmund juga.

"Karina , masuk ke kamarmu." Aku yang memegang garpu berisi daging pun memiringkan kepalaku bingung

"Karina , masuk ke kamar mu !" Bentak ibu dan aku langsung turun dari kursi dan lari ke kamarku dan Lucy

"Ada apa sih Bu! Kok Karina di bentak!" Aku mengintip dan ayah membelaku.

"Karina , apa benar dia melakukannya Edmund ?" Ibu menanyai Edmund , apakah ibu percaya dengan Edmund ?

"I-iya Bu." Singkat Edmund

"Apa sih , engga kok Bu! Dia mengambil mainanku lalu Karina menyelamatkan mainanku Bu!" Lucy mencoba membelaku namun itu ibu yang dia tentang.

"Ibu masa percaya sama Edmund sih Bu?" Peter juga mencoba membelaku

"Sudah , Karina ibu hukum tidak boleh keluar rumah selama dua Minggu. Kau yang memberi tahu dia itu Pete." Ibu beranjak pergi dari meja makan dan aku langsung bersembunyi di balik pintu

Aku melihat ayah yang sedang mencoba menenangkan ibu namun sepertinya ibu marah sekali.

;Saat kepergian ayah perang.

Aku sedang bermain dengan Lucy di ruang tengah dan ayah ingin pergi ke perang dan berizin dengan ibu

Aku ingin berpelukan dengan ayah namun aku malah tak sengaja menguping ayah dan ibu membicarakan ku.

"Dengarkan aku Helen , dia itu spesial. Aku tahu itu. sebaiknya kamu perlakukan dia sebaik baiknya sebelum orang tua aslinya akan mengambilnya." Ucap ayah lalu membuka pintu depan

"Dia itu biasa saja. Bagaimana bisa kau menyebutnya spesial pevensie ?! " Ucap ibu sedikit menggertak. Ayah tak jadi membuka pintunya lalu menatap ibu

"Aslan, itu nama ayah kandungnya Helen. Aslan , aku tidak kenal pria ini tapi aku tahu dia berkuasa. Jadi jika pria itu meninggal Karina akan menggantikannya." Ucap ayah lalu membuka pintu dan berhendak keluar

"Lagi pula dia tetap spesial jika Aslan tidak ada."

End of flashback.

Ayah sudah tahu jika aku ini sepesial? Dia juga sudah tahu jika ayahku itu Aslan.

Ayah sudah tahu jika aku ini sepesial? Dia juga sudah tahu jika ayahku itu Aslan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dobel 😃✌🏻

for aslan | narnia ON REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang