don't.

1.7K 323 41
                                    

Karina's point of view

Aku sedang duduk di pinggir sungai bersama Lucy dan Susan , aneh saja rasanya.

Coba kau bayangkan kalau kau ternyata  adalah dewi terkuat yang pernah hidup? Gila kan?

BYUURR

bajuku basah , Mau tebak? Iya. Lucy mengguyurku

"Makanya jangan bengong saja." Ucapnya dan lanjut bermain air. Aku mempoutkan bibirku dan memeluk Susan

"Susaan~ , Lucy tuh masa aku di guyur"

"Sudahlah Rin , sana main sama adikmu."

Aku melepaskan pelukannya dan memebuat bibirku makin mempout

"Iya ibu."

Setelah mengucapkan itu aku langsung lari ke Arah Lucy yang sedang bermain air

Aku melihat dari jauh wajah Susan yang marah , aku terkekeh kecil Dan beralih ke Lucy

Aku melihatnya yang sedang bermain dengan ikan dan aku pun tersenyum , anehnya.

Ikan yang aku senyumi tiba tiba datang ke arahku dan berputar putar di sekitarku seolah bilang

'senang bertemu denganmu'

Aku melihat Lucy dengan sekilas dan ia kelihatan marah dengan aku yang mengambil ikannya

"Karina ! Itu ikanku tahu!" Lucy berjalan ke arahku dengan wajah marahnya

"Tidak ada yang memiliki aku."

Aku melihat ke arah ikan itu dan mulai mundur--mundur , Lucy yang melihatnya pun berlari ke arah daratan lalu mempukul kepalaku

"ADUH LUCY!" teriakku kesakitan  dan di susul oleh Susan yang berlari ke arah kami berdua

"Kenapa? Ada yang terluka?" Tanya Susan ke kami berdua

"Lucy memukul kepalaku!" Aku menghentakkan kakiku dari dalam air

Susan menatap Lucy dengan tatapan marahnya dan Lucy tersenyum dengan polos dan kami tertawa bersama

"Karina ! Karina ikut aku! " Teriak seorang centaur lalu aku berlari mengikutinya disusul oleh Susan dan Lucy

"Ada apa ya tuan? " Ucapku saat kita ada di pemukiman tenda-tenda 

"Karina , Aslan akan kasih tahu kamu apa yang terjadi namun sekarang kita harus pergi!" Dia berlari makin cepat dan tertabrak oleh seorang mahluk...

Jelek. Eh maaf , maksudku kurang cantik , soalnya Kata ibu aku tidak boleh body shaming.

Aku , Lucy dan susan berhenti saat centaur itu menabrak mahluk yang jel-- kurang cantik.

Dan mahluk yang kurang cantik itu pun melihatku dengan wajah kaget lalu memanggil nama seseorang

Aku melihat ke arah Aslan yang ada di depan dengan Peter dan Edmund. Aku berlari ke arah Peter dan memeluknya

Peter melihatku lalu mengendongku dan mengecup pipiku

"Shhh , tak papa ada Aslan. Semuanya akan jadi baik baik saja." Aku memeluknya dengan erat lalu Susan dan Lucy datang untuk melindungiku

Aku tidak tahu kenapa mereka melindungiku. Apakah mereka tau siapa aku ini? Jika iya tolong bilang kalau semua ini cuma mimpi.

Aku tidak mau saudara saudaraku melihatku seperti melihat monster , aku ini monster dan aku tidak mau kalau mereka tahu kalau aku ini monster.

Susan dan Lucy memegang erat tanganku dan Edmund yang sedang termenung melihat ke arah wanita serba putih itu.

Coba kutebak , dia itu penyihirnya yang memanipulasi Edmund dengan manisannya.

Ya aku tidak menyalahkan Edmund sih , kalau aku dia aku pasti akan mau manisan.

Aku melihat ke arah wanita itu dan wanita itu mulai tersenyum sinis ke ayahku  saat melihatku.

Apakah dia ingin kekuatanku? Tidak, aku seharusnya pergi bersama tuan centaur itu.


"Apa yang kita punya di sini? Hmm?" Ucap si wanita itu dengan sombongnya

"Seorang anak lelaki yang menukarkan saudara-saudaranya demi sebuah manisan , dan seorang Dewi cantik yang menjadi saudara anak lelaki itu." Ucapnya disambut oleh Auman pelan Aslan

"Kenapa? Kau takut kalau anakmu ku ambil? " Aku menatap Aslan dengan tatapan penuh ketakutan dan ia pun berdiri dengan bijaksana

"Apa yang kau mau jadis ?" Tanya Aslan dengan sinis namun bijaksana

"Simple , Edmund dan Karina."

Peter mengeratkan pelukannya dan Edmund yang mengandeng tangan kiriku yang keringatan

Aku melihat Edmund yang sedang ketakutan dengan sekilas.

Aku melihat ke arah Aslan yang sedang menahan amarahnya, rasanya aku ingin memeluk Aslan kalau sudah begitu.

"Begini deh , aku ambil Karina kau bisa ambil Narnia untukmu sepuasn---"

ROWRRRR!

Ucapan jadis ter-potong dengan Auman murka Aslan , dan seketika jadis menjadi anak umur 8 tahun yang takut di marahi oleh ibunya.

Aslan mengajak jadis masuk ke tendanya dan aku terakhir melihat mata tenangnya untuk beberapa jam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



for aslan | narnia ON REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang