12.

14 1 0
                                    

Hari ini, hari dimana rencana akan terlaksanakan. Sudah lama mereka menunggu waktu ini.

Hari libur sekolah bagi Dira tidak ada yang namanya senang-senang dalam artian jalan-jalan. Yang membuatnya senang adalah menjalani strategi seperti sekarang ini.

"Nanti kita jalankan rencana A kalau gagal baru ke B. Ingat kita tidak sendiri, masih banyak orang yang berada pada kita." Ucap Arka tegas.

Satria dan Dira mengangguk. Sesuai rencana mereka. Mereka ber tiga akan memasuki gedung dekat hutan yang biasa dipakai oleh target.

Arka mengamati wajah Dira dalam-dalam. Tampak kekhawatiran jelas tergambar di wajahnya. Belum lagi Dira juga terlihat gugup, jantungnya berdetak kencang saat beberapa langkah lagi mereka mendekati gedung tersebut.

"Tenang Dira, lo gak boleh takut." Monolognya. Ia menetralkan nafasnya supaya lebih rileks.

Sebuah tangan menyentuh pundak Dira, memberikan rasa aman seakan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Dira mengangguk pelan, dilihatnya keadaan sekitar. Cukup banyak orang yang membantu misi mereka kali ini.

Mereka mulai berpencar dibeberapa titik yang sudah ditentukan. Senjata sudah siap di tangan mereka masing-masing yang memiliki kualitas terbaik.

Arka dan Dira serta beberapa orang lainnya berjalan menuju lantai paling teratas sedangkan Satria dan lainnya berada dibawah.

Mereka masih dibagi menjadi beberapa tim karena dalam gedung yang tampak luas dibandingkan ketika melihat dari luarnya saja. Arka beserta Dira berada dalam satu tim, ini sudah  sesuai dengan strategi yang mereka buat.

Melangkah dengan pelan dan selalu mengawasi setiap sudut ruangan yang sangat kotor, Dira mendadak berkeringat dingin setelah melihat dari kejauhan terlihat pintu yang lebih besar dari beberapa pintu disini.

Arka berjalan terlebih dahulu. Terlihat sangat jelas ia sudah mahir dalam hal seperti sekarang ini. Dira jadi berpikir, apa pekerjaan Arka selain menjadi CEO juga sama seperti targetnya yang ini. Dan apakah setiap harinya selalu begini.

Setelah membuka pintu dengan sangat pelan, kini gelap yang mereka lihat. Mereka berdua mulai waspada dengan sekitar.

Dira membawa sebuah pistol dan belati yang disisipkan di bagian kantung dalam jaketnya. Sedangkan Arka membawa beberapa pistol yang memiliki kualitas terbaik dan belati.

Arka mendekat ke arah Dira. "Kamu harus jaga diri baik-baik. Ingat! Jika kamu kewalahan menghadapinya, kamu bisa menggunakan belati ini."

Dira menatap Arka lalu belati, keningnya berkerut samar, dirinya sudah mempunyai belati sendiri lantas apa yang membedakan antara kedua belati tersebut.

Terlalu lama dalam pikirannya, Dira tersentak pelan saat Arka sudah dua langkah didepannya.

Sungguh sangat ironis sekali tempat ini. Sangat tidak patut untuk dijadikan tempat untuk targetnya bersembunyi atau bahkan ditinggali. Debu yang menempel pada seluruh barang bahkan dinding di ruangan ini, juga beberapa kursi dan meja yang tidak tertata rapi membuatnya lebih seperti gudang yang berada di sekolah Dira.

Nggak modal banget ni orang.

Cukup dalam mereka memasuki ruangan tersebut, ternyata ruangan ini sangat luas juga lebar sepertinya gedung ini bekas mall. Melihat tingkat yang sangat tinggi, mungkin jika Dira mengitungnya ada 4 lantai.

Karena Dira tidak mau dibuat pusing oleh lantai, ia menghiraukannya lalu berlanjut berjalan dengan pelan.

"Kak, masih lama gak?" Tanya Dira berbisik.

VALENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang