4.

25 2 0
                                    

Gue mah orangnya sombong apalagi pas lagi tidur, orang nanya aja gak dijawab.

-Dira

°°°°°°°

Taman belakang sekolah. Tempat ternyaman bagi seorang Dira. Bisa pakai Wi-fi juga. Mumpung gratis hehe.

Taman juga ada Wi-fi nya. Jadi jangan salah.

Wika? Entah kemana. Disini hanya ada Dira. Taman ini jarang ada murid kesini. Padahal tempatnya sejuk dan nyaman.

Puas berada di sini Dira segera menuju kelas, sebentar lagi bel istirahat telah usai.

Di koridor sekolah Dira mendapat pesan dari Wika ternyata Bu Asti -Guru matematika- sedang tidak masuk.

Sebelum menyusul Wika yang katanya berada di Perpustakaan Dira menuju toilet terlebih dulu.

"Ehh ada cewek beasiswa nih. Haha." Seorang siswi datang memasuki toilet dengan 2 anteknya.

"Biasa aja sih." Imbuhnya.

"Berani lo natap gue kaya gitu? Punya nyali seberapa lo?" Tukasnya

Pasalnya sedari badut ini datang Dira menatap tajam kearahnya, jangan tanyakan mengapa Dira menyebutnya badut ya karena make up yang kelewat tebel bikin serem. Hihh.

"Girls lakukan sekarang." Sebelum salah satunya anteknya menarik jilbab Dira, Dira sudah menahan tangannya terlebih dahulu lalu mencengkram erat.

"Akhh"

Dira menghempas tangannya dengan kasar.

"Ini belum seberapa." Dira memberikan senyum mengerikan dan berjalan menuju perpustakaan.

Buang buang waktu aja. Baru juga gitu udah lemah.

Ehh. Astagfirullah.

"Lama banget ke toilet aja."

"Biasa ada urusan dikit." Dira mengambil tempat duduk tepat di depan Wika.

"Lagi? Bener bener tu anak. Maunya apasih. Wah ngajak ribut ini."

"Udah biarin aja masih wajar juga. Nanti kalau kelewat batas liat aja apa yang bakal gue lakuin." Kata Dira dengan senyum miringnya.

Wika bergidik ngeri "hihh serem juga lo."

"Tenang aja kali. Santuy, hahaha."

Iya sudah sebulan Dira bersekolah disini dan juga semakin lama semakin banyak yang menghujatnya juga membully nya tapi ia tak memikirkan itu semua kecuali jika berlebihan maka ia akan bertidak lebih dari itu.

Sejak saat itu Wika sudah ia anggap sebagai sahabatnya begitupun sebaiknya. Ia juga sudah mengetahui sifat Dira sebenarnya kecuali pekerjaan. Wika juga tahu kalau Dira berkerja tapi tidak dengan profesinya.

"Uwuw oppaa, aaaa saranghae oppaa."

"Itu an mulu lo. Belajar sana bukan malah gituan. Main mulu kerjaannya. Nanti giliran ada tugas aja kelabakan kan lo?"

VALENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang