10.

26 1 0
                                    

Aku terlalu rapuh untuk lebih hancur lagi.

-Nadira

°°°°°°°

Pukul 22.15, Kediaman Satria.

Seperti biasa jika mereka berkumpul pasti ada acara Mabar kali ini ditambah Arka. Sungguh surga dunia bagi mereka. Jangan lupakan Rizka yang setia menonton mereka karena bujukan Dira.

Dira malam ini akan menginap disini bersama Rizka dan esoknya mereka bertiga akan latihan bersama.

Usai berdiskusi tadi mereka memutuskan untuk bermain sebentar tapi tak tau kedepannya bakal sebentar atau lama mengingat mereka adalah pecinta games ralat hanya Dira dan Satria.

Arka tidak terlalu suka akan game menurutnya membuang waktu lebih baik digunakan untuk bekerja. Namun atas bujukan Satria akhrinya ia mengalah.

Babak pertama dimainkan oleh Satria dan Arka, Sedangkan Dira dan Rizka bermain ponsel.

"Ar sengaja ya lo biar kalah. Main yang serius dong." Satria tidak terima ketika Arka memainkan game dengan asal asalan.

"Ini juga sudah benar."

Babak kedua dimainkan Dira dan Satria karena di babak pertama Arka yang kalah.

Selagi Satria dan Dira bermain, Arka mengecek pekerjaan nya lewat Handphone. Sesekali juga memperhatikan Dira yang sedang asyik dengan dunianya.

Permainan usai pukul dua belas tengah malam. Mereka tidur di kamar masing masing. Arka di kamar tamu sedangkan Dira bersama Rizka, ia ingin tidur bersama Dira mumpung dia berada disini.

Dira sama sekali belum tertidur. Ia termenung, setiap kali merasa sendiri Dira pasti tidak bisa tertidur.

Dengan pelan ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon. Tangannya menumpu pada pembatas balkon, menikmati dinginnya malam hari. Tak jarang semilir angin berhembus mengenai wajah Dira.

Melihat malam ditemani oleh bintang dan bulan ialah sesuatu yang sangat asyik menurutnya. Ia ingin bersinar seperti Bulan, menyinari dirinya dengan cahayanya sendiri. Berdampingan dengan bintang dan ingin selalu bersyukur karena bulan mau menyinarinya.

Oh ayolah Dira ingin bersyukur selalu. Tak peduli bagaimana keadannya serahkan saja semua kepada Allah. Berdoa, meminta kepada Allah. Bersyukur masih bisa menghirup udara dengan bebas dan gratis. Selagi masih ada kesempatan pergunakan untuk hal yang bermanfaat bagi diri kita juga orang lain.

Ah jika teringat kata itu Dira jadi merindukan Ibunya. Sudah lama ia belum telpon, hanya sekedar saling berbagi kabar lewat pesan saja. Belakangan ini ia sangat sibuk dengan pekerjaan nya, belum lagi masalah sekolah.

Dira tidak boleh lemah dihadapan semua orang termasuk keluarganya, hanya Allah dan dia saja yang tau. Ia akan terus berusaha untuk mewujudkan mimpinya menjadi sukses dan membahagiakan orang orang yang ia sayangi.

Hari semakin malam bahkan ini sudah menjelang pagi tapi Dira belum juga beranjak dari tempatnya berdiri. Masih nyaman dengan kesendiriannya, ketenangannya. Lagi lagi ia melamun entah sudah berapa kali dalam Minggu ini atau hari atau bahkan jam.

Yang ditakutkan adalah Dira nanti kesambet.

Astagfirullah jangan sampai.

✍✍✍✍

VALENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang