Menjadi normal di Dunia ini yang sudah tidak normal itu benar benar membosankan.
-Vlora
°°°°°°°
"Lama tak bertemu nona Vlora" seorang pria menyapa Dira dengan senyum miringnya.
"Ya"
"Hei, mengapa kau sangat cuek seperti itu padaku? Kau tidak ingat aku siapa?"
"Yayaya terserah kau saja Bapak Satria Wijaya yang terhormat" Vlora menekankan kalimat nama pria tersebut.
"Seperti biasa. Tapi sebelum itu mari kita ngobrol sejenak terlebih dahulu Vlora."
"Ogah."
"Kau ini sangat tidak sopan sekali. Ck ck ck." Satria menggelengkan kepalanya pelan.
Satria menatap Vlora dengan raut wajah serius "Vlora seperti yang sudah kita sepakati kemarin sesuai dengan kontrak yang sudah kau tanda tangani ini DP nya sisanya akan saya transfer. Silahkan lakukan tugasmu. Kau akan diantar oleh sekretaris ku."
"Baik Pak. Permisi."
"Bagaimana? Berhasil?" Ucap Satria seraya duduk di samping Vlora.
"Tinggal 1% lagi."
Dan
"Finish." Vlora tersenyum miring.
Satria tersenyum puas "Good job Vlo. Oke saya sudah mengirim sisanya."
✍✍✍✍
Hari ini hari ke duanya di SMA Taruna Bhakti.
"Nadira tunggu."
Langkahnya terhenti saat ada yang memanggil nya.
"Kita masuk kelas bareng." Wika datang dengan wajah cerianya.
"Iya."
Mereka jalan berdua di koridor dengan Wika yang menggandeng lengan Dira.
Wika adalah tipe orang yang friendly tapi dia tak punya teman dekat. Mungkin sebentar lagi. Dia merasa di dekat Nadira sudah merasa nyaman walau mereka bertemu baru kemarin.
Seperti ada ikatan hehe.
Kalau Dira sih berteman dengan siapa juga tapi kebanyak disini memandang berbeda Dira karena Beasiswa nya. Dira hanya menanggapinya dengan Cuek.
Tujuannya kesini untuk belajar bukan mengomentari status orang.
5 menit sudah bel istirahat berbunyi sedangkan Dira masih menyalin catatan yang tadi diterangkan oleh Guru.
"Nanad ke kantin yuk?" Ajak Wika.
"Em, boleh. Ayo!"
"Lo mau pesen apa?"
"Samain aja Wik."
"Okedeh tunggu ya."
Dira mulai memasang earphone lalu menghidupkan musiknya sembari menunggu makanan datang.
"Oh ya Nad, lo mau ikut ekstra kurikuler apa?"
"Bela diri." Jawab Dira.
"Woww keren. Kalau gue sih engga soalnya mager hehe." Dira hanya mengangguk saja.
"Lo kenapa sih? Datar mulu wajahnya cuek lagi terus ngomong kalau gak penting banget gak panjang juga?"
"Gapapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
VALENCIA
Teen Fiction[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU SUPAYA LEGOWO! ] Dia, berbeda dari gadis remaja seusianya. Menempuh kehidupan baru yang banyak cobaan serta Lika liku. Perjuangan nya dalam hidup di hiruk pikuk Ibu Kota ini mengharuskannya mencari kebutuhan sendiri dengan h...