02

2.1K 350 109
                                    

"Pelajaran sampai segini dulu. Silakan istirahat."

Mrs Emma menyusun buku-bukunya. Begitupun kami, para murid.

Mrs Emma sangat baik. Nama panjangnya Emma Watson. Dia pintar dan cantik.

Jika begini, aku rela belajar matematika setiap hari.

"[Name]!"

Sudah dua kali Sadie mengejutkanku.

"Apa, Sadie?" tanyaku, berusaha tak menunjukkan ekspresi kaget.

"Lo mau ke kantin sama kami?" tanya Sadie.

"Emm, of course. Gue mau," jawabku. Sadie dan Millie tersenyum dan menarikku keluar.

Kami memasukkan buku-buku ke loker dulu. Lalu kami pergi ke kantin bertiga. Kami berjalan dengan tangan yang saling bergandengan.

"Ehem. Halo, ladies!" seru seorang anak laki-laki di koridor.

Ada sekumpulan anak laki-laki yang sangat ribut. Kami bertiga berhenti dan menoleh. Millie menghela napasnya.

"Halo," jawabnya, dengan senyum masam. "Kenapa?"

"Gak apa-apa. Noah nantang gue buat negur kalian," jawab anak berambut keriting hitam itu. "Eh, ada anak baru."

"Anak baru? Sama kayak Jaeden dong berarti," kata salah satu temannya. "Yang mana?"

Anak berambut keriting yang tadi itu mengangguk ke arahku. Aku merunduk, berusaha agar mereka tak melihatku.

"Hai!" sapa anak yang keriting tadi. "Siapa nama lo?"

"[Name]," jawabku singkat.

"Halo, [Name]. Gue Finn," kata anak keriting itu. "Yang ini Jack, yang mata hijau Noah, yang keriting cokelat Wyatt, dan yang ini..."

"Jaeden," kataku, mengetahui siapa yang dimaksudnya. Finn mengangguk.

"Pasti dia udah tau. Dia sering ngintip gue malam-malam," kata Jaeden tiba-tiba. Aku menatapnya dengan tajam.

"Siapa suruh lo gak nutup gorden lo," kataku. Jaeden membuang muka.

"Ayo, [Name]," kata Millie, menarik tanganku. Kami melanjutkan perjalanan kami ke kantin.

Di kantin, kami mengantri untuk memesan makanan. Aku memesan sandwich dan milkshake strawberry.

"Hei, lo tau gak? Aidan Gallagher, anak yang paling pintar itu, dipilih jadi peserta olimpiade lagi," kata Millie.

"Ha? Lo tau dari mana?" tanya Sadie pada Millie. Aku hanya menyimak pembicaraan mereka dengan bingung.

"Gue denger pembicaraannya sama Mr Tom," jawab Millie.

"Nguping?" tanya Sadie.

"Enggak! Memang suaranya yang kuat," jawab Millie. Aku berjalan ke meja dengan hati-hati. Kupegang sandwich dan milkshake ku.

Aku duduk di ujung. Millie duduk di antaraku dan Sadie. Kami mengobrol tentang Instagram masing-masing dan WhatsApp.

Baguslah. Aku mudah berteman dengan mereka. Kami sudah akrab.

Setelah makan, kami pergi ke loker untuk mengambil buku pelajaran berikutnya. Kebetulan, kami sekelas lagi dalam pelajaran Sains.

***

BRUK!

Aku telah selesai makan siang. Kututup pintuku dan kubaringkan diriku di ranjang.

Aku memainkan handphoneku. Ternyata, aku sudah dimasukkan ke grup kelas di WhatsApp.

𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang