39

985 183 108
                                    

"Jaeden!"

Aku menoleh. Finn, Jack, Wyatt, dan Noah berlari menghampiriku.

"Apa?" tanyaku dengan bingung pada mereka.

"[Name] kecelakaan!"

°°°

Aku, Finn, Jack, Wyatt, dan Noah menyusuri koridor rumah sakit dengan cepat. Hanya satu yang ada di pikiranku sekarang.

[Name].

"Millie! Sadie!" panggilku. Millie dan Sadie yang duduk dengan Shay dan Sophie, menoleh.

"Gimana keadaan [Name]??" tanyaku, benar-benar cemas.

"Dia koma," jawab Millie dengan suara bergetar saking paniknya. Begitupun Sadie yang tampak panik dan berusaha menenangkan Millie.

Aku memandang ruangan tempat [Name] koma. Badanku lemas. Aku terduduk tanpa tenaga di kursi rumah sakit.

Aku benar-benar sial. Baru saja kuputuskan dia semalam, dan hari ini dia sudah seperti ini.

Aaron, Brandon, Joey, dan Liam datang dengan tergesa-gesa. Mereka menanyakan keadaan [Name] dengan khawatir. Sama dengan Jules, Jayden, Lauren, Sophia, dan yang lainnya.

"Tenang, Jae. Pasti [Name] bakal sadar kok." Wyatt berusaha menenangkanku. Aku memejamkan mataku dan terus berdoa semoga [Name] sadar.

"Ini salah kami. Harusnya tadi kami ikut dia yang duluan ke sekolah," kata Sadie, menunduk. "Andai aja tadi kita ninggalin restoran juga."

"Enggak. Ini bukan salah siapapun. Kecuali orang yang dorong dia," kata Noah, menghibur Millie dan Sadie.

"Ini salah gue. Kalau gue gak bertingkah pas di restoran tadi, pasti dia gak bakal pergi sendirian," kataku lemas.

"Udah, udah. Yang penting, kita doain biar [Name] cepat sadar aja, oke?" kata Caleb.

"Bener. Gue setuju sama Caleb," tambah Finn.

Sementara kami semua hanyut dalam keheningan, seseorang bergabung di koridor. Kami semua menoleh dan memandangnya.

"Lila?" Jack memandang Lila dengan curiga. "Ngapain lo?"

"Gimana keadaan [Name]?" tanya Lila.

"Koma," jawab Jack. "Lo mau ngapain?"

"Bicara sama Jaeden," jawab Lila. "Sebentar aja."

Jack memandangku dan memberi isyarat kepadaku untuk berdiri dan berbicara dengan Lila.

Aku menghela napas malas, lalu berdiri. Lila membawaku ke lorong yang sepi, dimana mereka semua tak bisa mendengar kami.

"Mau ngomong apa?" tanyaku, bersedekap tangan sambil menatapnya dengan tajam.

Lila menghela napas. Dia menunduk, lalu berkata dengan pelan. "Gue yang ngedorong [Name] dari atas tangga."

Aku terkejut. "Lo... serius?!"

"Iya, gue serius," jawab Lila, mendongak. "Maaf."

"Kenapa lo dorong dia?!" tanyaku marah. "Hah?!"

𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang