"Mackenzie?"
Aku mengangguk. Aaron terkejut.
"Siapa Harry?" tanyanya. Aku mengangkat bahu.
"I don't know," jawabku. "Gue lupa."
Aku dan Aaron sedang duduk di perpustakaan seperti biasa. Kali ini, Aaron mengambil satu buku cerita. Bukan mengerjakan tugas.
Aaron berpikir keras setelah mendengar ceritaku tadi.
"Lo benar-benar penasaran?" tanya Aaron. Aku mengangguk.
"Hmm, bentar lagi kan libur," kata Aaron, memandang halaman bukunya. "Gimana kalau lo pergi ke kota Jaeden dulu?"
Aku membelalak.
"Pas liburan?!"
Aaron mengangguk.
"Sendiri?" tanyaku. "Eh, gue gak tau dimana kotanya dulu."
"Gue tau. Dia pernah kasih tau gue soalnya pas kelas sembilan," ujar Aaron.
"Oke. Gue sendiri kan perginya?" tanyaku.
Aaron menatapku. "Yakin lo mau sendiri?"
Aku tersenyum berseri-seri, tetapi kemudian wajahku berubah menjadi datar. Aku menggeleng.
"Enggak. Takut nyasar," jawabku, menutup bukuku.
"Kalau gitu, kami ikut," kata Aaron.
"Siapa aja?"
"Gue, Brandon, Joey, Millie, sama Sadie."
Aku terperangah kaget. "Nanti mereka bakal tau dong?"
"Iyalah," jawab Aaron. "Millie sama Sadie udah tau kan?"
"Udah," jawabku.
"Yaudah. Pas liburan nanti perginya?" tanya Aaron.
"Iya—eh, liburan yang lo maksud liburan paan?" tanyaku, mengernyitkan dahiku dalam kebingungan.
"Libur sekolah satu minggu. Sekolah mau direnovasi," kata Aaron.
"Owhh." Aku mengangguk-angguk. "Oke."
"Sekarang, rencananya," kata Aaron. "Gimana?"
Aku berpikir. Aaron membaca bukunya selama aku mencari rencana.
"Gimana kalau gue bilang sama Mum, kalau gue mau liburan sama kalian keluar kota?" kataku. Aaron mendongak.
"Hmm, bisa juga. Asal mama lo izinin," kata Aaron. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Tapi gimana sama Jaeden?"
Senyumku pun pudar. Aku kembali berpikir.
"Gue bilang sama dia kalau gue mau jalan-jalan sama kalian?" kataku. Aaron berpikir, lalu dia mengangguk.
"Oke."
"Kita di sana tiga hari doang, kan?" tanyaku.
"Oke."
"Yaudah. Entar kita bilang sama Joey, Brandon, Millie, Sadie."
"Oke."
°°°
"Liburan ke kota lama Jaeden?"
Millie dan Sadie mengecilkan suara mereka. Brandon dan Joey hanya menyimak sambil menikmati minuman mereka.
"Iya," jawabku. "Mau gak?"
"Mau lah. Kalau buat nemenin lo," kata Millie. Aku tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓
Fanfiction[ completed ] ❛ you forget everything. ❜ - jaeden martell x fem!reader - fanfiction ﹙13+﹚ ﹙written in bahasa﹚ © ssatify, 2021