Jadi, Jaeden berbohong kepadaku?
Aku terus memikirkan hal itu. Hari ini benar-benar sangat membingungkan. Aku sedikit menyesal kenapa aku telah pergi ke kota ini, kota lamaku. Yang bahkan aku tak tahu bagaimana kehidupanku di sini.
Kami pulang keesokan harinya. Aku jarang berbicara. Bahkan saat mereka carpool, aku hanya diam sambil menutupi kepalaku dengan tudung jaket.
Aku yakin. Sesampainya aku di rumah, hubunganku dan Jaeden akan menjadi renggang.
°°°
Dan benar saja. Saat aku sedang bersepeda keliling komplek, satu hari setelah pulang, aku bertemu dengan Jaeden yang juga sudah pulang. Dia juga bersepeda, di belakangku.
"[Name]." Jaeden memanggilku. Aku mendengar panggilannya, tetapi tak menoleh sama sekali.
"[Name]." Berkali-kali dia memanggilku. Mungkin dia sudah mengira aku tak bisa mendengar.
"[Name]!"
"What?!" Akhirnya aku memandangnya.
"Gue mau bicara sama lo."
Tuh kan.
'Gue'.
"Bicara apa?" tanyaku. "Dimana?"
"Di taman aja," jawab Jaeden. Aku menghela napas dan mengikutinya ke taman. Kami berjalan berjarak. Keduanya tak saling bicara.
Di taman yang sepi, kami berdiri di bawah pohon.
"[Name], lo kenapa sih bohong sama gue?" Jaeden memulai percakapan dengan marah.
"Bohong apanya?" kataku. "Gue bilang gue mau liburan."
"Tapi liburan lo ke—"
"Liburan bisa ke mana aja, Jae," ucapku kesal. "Lo bohong juga sama gue."
"Sekian banyak tempat wisata, lo lebih pilih itu?" kata Jaeden. "Kenapa?"
Aku hanya diam. Tak mau menjelaskan. Dia tak akan mengerti-ngerti.
"[Name]!"
"Percuma Jae. Lo gak akan ngerti kalau gue jelasin!" kataku. "Lo udah bohong sama gue kan? Lo bilang lo mau liburan sama temen-temen lo. Tapi apa? Lo sendirian kan ke kota itu? Mereka udah liburan sama-sama?"
Jaeden diam. Aku menatapnya dengan tajam, lalu pergi. Ku kendarai sepedaku dan aku pulang kerumah.
°°°
Waktu berlalu. Hubunganku dan Jaeden sudah tidak bagus lagi. Walaupun kami masih berpacaran, tetapi kami seperti orang yang tak saling kenal.
Sekarang sudah musim dingin. Aku, Millie, dan Sadie telah janjian untuk pergi ke danau beku tempat para anak laki-laki akan bermain bandy.
Kami bertemu dengan anak perempuan yang lain. Aku berusaha untuk tak melihat Jaeden.
"Eh, [Name]. Daripada lo diem terus kek gitu, mending kita main ice skating," ajak Sadie.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓
Fanfiction[ completed ] ❛ you forget everything. ❜ - jaeden martell x fem!reader - fanfiction ﹙13+﹚ ﹙written in bahasa﹚ © ssatify, 2021