12

1.4K 275 82
                                    

Jaeden tak jadi date dengan Sateen. Dia sendiri yang mengatakan itu.

Dan sekarang, aku bingung mengapa aku merasa cemburu dan tidak suka melihat Jaeden ingin date dengan orang lain.

Baiklah. Mari kita simpulkan.

Aku suka pada Jaeden.

Dan aku tidak meragukan hal itu.

Saat sedang melamun, handphone-ku berbunyi. Ada orang yang menelponku. Aku melihat handphone dan ternyata orang itu adalah Finn.

"Halo?" Aku menerima telepon.

"Hei, [Name]," sapa Finn.

"Hei, Finn. Kenapa?" tanyaku.

"Lo mau ikut nonton konser gue nanti?" tanya Finn. Aku terkejut.

"Mau. Sama siapa?" tanyaku.

"Sahabat lo, Millie sama Sadie," jawab Finn.

"Oke. Gimana kalau Jaeden juga ikut?" tanyaku.

"Hmm, boleh. Pasti dia bakal datang sama Wyatt, Jack, dan Noah," kata Finn. "Oke, [Name]. See you later!"

"See you later," balasku. Finn pun menutup panggilan.

Aku menghela napas, kemudian bergegas mandi dan memakai outfit ku hari ini.

°°°

Aku pergi dengan Millie dan Sadie. Sedangkan Jaeden, ya... tahulah.

"Langitnya lumayan gelap," kata Millie, memandang langit yang lumayan mendung.

"Memang gelap," kata Sadie. "Udah malam soalnya."

"Maksud gue, lebih gelap," kata Millie. "Ayo, masuk."

Kami masuk ke dalam area konser. Sebuah panggung besar berdiri di depan kami. Kami mencari tempat di tengah-tengah. Terlihat ada beberapa anak sekolah kami. Termasuk Lila.

DUK!

Lila menyenggolku saat dia melewatiku. Aku hanya mendengus dan tak menghiraukannya. Millie dan Sadie mengajakku berfoto. Kami berfoto bertiga dengan senang.

Beberapa saat kemudian, Jaeden dan sahabat-sahabatnya pun datang. Konser Finn dimulai. Terlihat Finn yang memegang gitar listriknya di atas panggung. Dia juga memegang mic dan mengucapkan sambutan.

Banyak anak perempuan yang bersorak kepada Finn. Finn mulai menyanyikan lagunya dan mulai memainkan gitarnya.

Kami menikmati konsernya. Sampai tiba-tiba, rintik hujan turun. Hujan pun semakin lama, semakin deras, membuat baju kami mulai basah. Aku memeluk diriku sendiri, kedinginan.

Tapi, seseorang memakaikan sebuah jaket ke tubuhku. Aku menoleh dan melihat orang tersebut, Jaeden. Dia memasangkan jaket itu ke badanku yang mulai basah.

"Jae, makasih," ucapku. Jaeden mengangguk.

Tiba-tiba, Finn menguatkan suara gitarnya. Wajahnya pun berubah menjadi datar dan seperti marah. Aku bingung melihatnya.

"Kenapa Finn?" tanyaku, mengerutkan dahi.

Jaeden menghela napas dan menjawab, "Suatu saat lo bakal tahu." Dia tersenyum masam.

𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang