31

1K 207 99
                                    

TAP! TAP! TAP!

BRAK!

"[Name]!"

Aku yang sedang menulis, mendongak ke arah pintu. Terlihat Sadie yang berdiri di ambang pintu dengan napas terengah-engah.

"Apa?" sahutku.

"Ayo!" ajak Sadie, berjalan ke arahku dan menarik tanganku. "Bentar!" kataku, berusaha membereskan buku-bukuku terlebih dahulu. Lalu, Sadie pun membawaku ke kafetaria.

New class, new friend. Kami mendapat banyak teman baru. Sophia Lillis, Jules Leblanc, Jayden Bartels, Lauren Orlando, Shay Rudolph, Sophie Grace, dan Momona Tamada. Ada juga teman klub teater Millie yang baru, Maddie Ziegler dan Amybeth McNulty.

Ya, setidaknya kami tidak selalu bertiga. Ataupun berempat dengan Noah.

"Hei, [Name]!" Jules melambaikan tangannya kepadaku. Aku membalas lambaian tangannya dan duduk di sebelah Sophie.

"Ada apa?" tanyaku. Millie menatapku dengan tatapan berbinar. Membuatku nyaris menyemburkan minuman yang baru ku minum. Jujur saja, tatapan Millie bisa membuat orang salah tingkah.

"Kenapa sih?" tanyaku, mengernyitkan dahi dengan bingung sambil menahan tawa melihat ekspresi wajah Millie.

"Sabtu depan, kita shopping ke mall ya."

"Astaga, Mill!" Aku melotot kesal. Millie tertawa. "Gue kira ada acara apa."

"Maaf, maaf. Habisnya, kita udah jarang jalan-jalan rame." Millie memanyunkan bibirnya. "Jadi, hari Sabtu kita shopping rame-rame, oke?"

"Oke deh!" jawab kami serempak.

"Terus malamnya, kita makan-makan ya," kata Sophie. Kami menoleh.

"Makan-makan kenapa?" tanya Sadie.

"Ulang tahun..."

"Shay!" sambung Momo. Kami langsung memandang Shay yang hampir tersedak.

"Ya ampun! Kok baru ngasih tau sih??" tanya Jayden. "Tau gitu, dari hari ini kita siapin kejutan buat lo."

"Tau nih. Shay gak mau dikasih tau ultahnya," kata Sophie. Shay menyengir lebar.

Kami pun kembali berbincang-bincang lagi. Sampai akhirnya, kami bubar dan pulang ke rumah masing-masing.

°°°

TOK! TOK! TOK!

"Jaeden!" Aku memanggil nama Jaeden berkali-kali sambil mengetuk pintu rumahnya. Mum menyuruhku mengantarkan pizza ke rumah Jaeden.

CKLEK

"[Name]?" Jaeden membuka pintu dengan rambut berantakan, baru bangun tidur. Aku nyaris tertawa melihatnya.

"Nih, dari Mum." Aku menyodorkan pizza itu kepadanya.

"Oh, thanks." Jaeden menerima pizza itu dari tanganku dan masuk ke dalam. Aku tersenyum dan berjalan pergi, tetapi Jaeden berseru.

"Tunggu!"

"Apa?" tanyaku, berbalik lagi. Jaeden masuk ke dalam rumahnya untuk meletakkan pizza itu di dapurnya, lalu dia keluar lagi. Dengan rambut yang lebih rapi tentunya.

"Kenapa?" tanyaku. Jaeden menghela napas dan mulai berbicara.

"Maaf, aku gak bisa ngasih kabar selama seminggu," kata Jaeden. Aku mengernyitkan dahi dengan bingung.

𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang