"[Name]!"
"Iya, Mum! Sebentar!"
Aku bangkit dari kursi teras dan masuk ke dalam rumah, menghampiri Mum yang tengah duduk di meja makan dengan wajah berseri-seri.
"Kenapa, Mum?" tanyaku, sedikit heran melihat ekspresi Mum.
"Mum sama Dad mau reuni ke luar kota sebentar. Aduh, Mum gak sabar ketemu sama mereka. Baru kali ini reuni sama mereka. Karena beda kota, jadi gak bisa kumpul deh. Kamu mau ikut?" tanya Mum. Terlihat ia sangat semangat.
Aku berpikir sebentar, memikirkan keputusan yang cepat. Akhirnya, aku menggeleng sebagai jawaban.
"Gak ikut? Jadi kamu sama siapa di sini?" tanya Mum.
"Aku sendiri aja," kataku. "Kan aku udah 23 tahun, Mum."
"Nanti kalau kamu kenapa-kenapa gimana? Mum takut kamu sendiri di rumah." Mum menggeleng. "Kalau sama Millie dan Sadie?"
Mum masih memperlakukanku seperti anak kecil. Itu karena Mum takut aku kenapa-kenapa. Mum takut kejadian aku amnesia terulang lagi. Padahal aku sudah cukup bisa menjaga diri.
"Enggak bisa. Mereka lagi jalan-jalan sama keluarga." Aku menjawab seraya menunduk, memainkan kuku.
"Yah... kalau gitu, kamu sama siapa?" tanya Mum. "Jaeden?"
Aku langsung menoleh.
"Tapi keluarganya mau pergi juga, ada rapat keluarga di rumah neneknya. Dia kayaknya juga ikut." Mum melanjutkan, membuatku kembali lesu.
"Tapi enggak tau juga. Mum cuman nebak doang. Coba kamu chat Jaeden aja." Mum memberi saran, tak mau melihat anaknya bingung lagi.
Aku mengangguk dan mengambil handphone-ku di teras. Aku mengirim pesan pada Jaeden.
Jaeden
jae
apa?
kamu dimana?
di rumah
kenapa?kamu mau pergi ya?
lusa?enggak
aku di rumah teruskenapa?
males ikut
:Doowhh
sama
mum sama dad mau reuni keluar kota
aku enggak ikutjadi kamu sendiri?
pengen ngajak millie sama sadie
tapi mereka juga lagi liburan
mum bilang sama kamu aja kalau gitu
kalau kamunya gak ikut pergi sihooh yaudah
aku juga sendiri di rumah
gak ikut pergi
mageryaudah
aku bilang mum dulu yaiyaa
"Mum!" Aku menghampiri Mum. Mum langsung menoleh, masih dengan wajah berseri-seri.
"Jaeden gak ikut sama keluarganya." Aku langsung memberitahu Mum.
Mum sedikit kaget, lalu tersenyum. "Bagus kalau gitu. Kamu mau sama Jaeden?"
Aku mengangguk.
"Oke kalau gitu." Mum ikut mengangguk. Lalu dia menatapku dengan serius. "Tapi inget ya. Kamu harus jaga diri, oke? Jangan nakal. Sering-sering telepon Mum, kasih kabar."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓
Fanfiction[ completed ] ❛ you forget everything. ❜ - jaeden martell x fem!reader - fanfiction ﹙13+﹚ ﹙written in bahasa﹚ © ssatify, 2021