21

1.2K 222 130
                                    

BRAK!

"WOI! INI TEMPAT UMUM!"

"Ya maaf." Brandon nyengir dan duduk di sebelah Noah. Dia mengintip layar handphone Noah, "Lo ngapain, Noah?"

"Potong bebek angsa," jawab Noah. "Ya gak lo lihat sendiri. Nih ngapain."

"Gue basa-basi doang kali. Kita kan udah gak ketemu setahun, ya kan?" Brandon menyender di pundak Noah.

"Ih, belum minum obat ya lo." Noah menggeleng-gelengkan kepala dan menoyor Brandon.

"Eh, eh, lihat nih." Millie memanggil kami semua yang sedang sibuk dengan dunia masing-masing. Kami pun langsung mengerubunginya, melihat layar story Instagram Lila yang ditunjukkannya.

Terlihat Lila yang sedang berkumpul dengan geng Nick alias sepupunya yang sok itu. Dia membuat boomerang dengan mereka.

"Ih, dia kan di skors. Eh, malah ajak geng nya Nick ke rumahnya," kata Sadie.

"Tau nih. Si Nathan anak bandel yang pernah berantem sama Finn juga ada," tambah Millie. Finn mengangguk.

"Diemin aja deh. Lila emang gitu orangnya," kata Joey. Liam mengangguk.

"Gue gak tau gimana sifat keterlaluan Lila di sekolah," kata Liam, sebelum meneguk minumannya. "Gue beda sekolah sama kalian."

"Keterlaluan banget si Lila," kata Noah. "Kok ada yang mau temenan sama dia."

"Si Gwen kasihan banget ya. Nampak tertekan." Sadie menghela napas.

"Gue nyesel pernah suka sama dia," ujar Brandon.

"Nyesel juga udah pernah nangkap gue." Aku melotot.

"Ya maaf. Waktu itu yang disuruh si Aaron sebenernya, cuman dia gak mau," kata Brandon, melirik Aaron. "Gengsi kali. Biasalah."

Satu injakan dari Aaron pun diterima oleh Brandon. Liam hanya tertawa melihat mereka.

"Eh, gue gak nyangka, kita bisa temenan gini," kata Wyatt, memandang kami semua.

"Iya juga. Dulu kan kita musuhan sama mereka," kata Jack, memandang Aaron dan Brandon.

"Iya. Dulu Brandon persis banget kek bocil yang sering ngejekin gue di gang itu," kata Noah.

"Ya kali gue kek bocil." Brandon mendelik.

"Eh bener lho. Dulu lo cebol lo, Brandon. Sekarang kok udah tinggi banget," kata Finn.

"Serah deh serah. Cebol dari mananya astaga."

"Gue juga gak nyangka bisa temenan sama kalian secepat ini," kata Liam. "Dulu temen gue cuman Joey, kalau dari sekolah kalian."

"Nanti kelas sepuluh, lo harus satu sekolah sama kita ya, Liam," kata Wyatt. Liam tersenyum dan mengangguk.

°°°

Sepulang dari cafe, kami berjalan ke mall. Tiba-tiba saja, aku dihadang oleh beberapa orang.

"Heh!" Orang tersebut menghalangiku berjalan. Aku berhenti berjalan dan memandang orang tersebut, Lila.

"Udah puas lo bikin gue kena skors?!" katanya. Sudah kuduga, dia tak akan menyadari kesalahannya dan akan selalu begini.

"Seharusnya pihak sekolah ngeluarin lo aja, gak usah pakai skors lagi," kataku sinis.

"Kenapa harus gue yang kena skors?! Kenapa gak lo sama mantan lo aja yang kena?!" kata Lila. Aku segera mengangkat kedua alisku dan tertawa.

𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang