18

1.1K 215 102
                                    

Aku berjalan keluar dari kantin sendirian. Millie dan Sadie masih di dalam kantin, makan. Semua orang melihatku saat aku lewat di depan mereka.

Baru saja aku membuka pintu loker untuk mengambil buku, aku sudah dikejutkan dengan banyaknya kertas-kertas kusut di dalam lokerku. Aku melihat tulisannya.

Buruk semua. Membuatku minder dan tak percaya diri lagi. Semuanya menatapku dengan sinis. Aku membuang semua kertas itu dan mengambil buku ku.

Saat aku berjalan ke arah kelas, seseorang menjegal kakiku.

BRUK!

Aku terjatuh dan merintih pelan. Orang tersebut tertawa dan membungkuk.

"Have a nice day!" kata Lila, mengacak rambutku sampai berantakan. Aku hanya menunduk dan tak tahu ingin berbuat apa.

Dibanding ke kelas, aku lebih memilih untuk naik ke rooftop sekolah. Aku duduk di rooftop sendirian. Kupandang lingkungan sekitar sekolah dari sini.

"Hei."

Aku, yang tadinya diam termenung, menoleh dengan kaget. Seorang anak laki-laki yang berkacamata menghampiriku.

"Lo... siapa??" tanyaku bingung. Dia menatapku dengan tenang, lalu tersenyum.

"Udah gue duga lo pasti lupa sama gue," katanya, membuatku semakin bingung.

Aku pun kembali mengingat-ingat, siapa anak laki-laki ini.

Hampir saja aku menyebutkan nama Harry Potter. Jujur saja, parasnya mirip sekali dengan Harry Potter. Berkacamata dengan rambut yang acak-acakan.

Tiba-tiba, aku pun teringat sesuatu. Aku terbelalak melihat anak itu.

"Joey?!"

°°°

"Lo sekolah disini?"

Joey mengangguk. Tentunya aku masih mengingatnya. Dia yang menolongku saat aku hampir tertabrak di jalan. Bedanya, dia yang sekarang berambut lebih lurus daripada yang waktu itu.

"Papa gue wakil kepala sekolah di sini," jawab Joey. Aku terkejut.

"Serius??"

Joey mengangguk. "Gue udah berminggu-minggu di rumah nenek gue. Di karantina. Pas nolong lo waktu itu, gue lagi di karantina sebenarnya."

"Kenapa?" tanyaku.

"Kawasan rumah kami kebakaran parah waktu itu."

"Owhh." Aku mengangguk-angguk. "Jadi, sekarang lo udah balik sekolah lagi?"

"Iya. Udah pindah rumah juga," jawabnya. Aku mengangguk-angguk.

Aku masuk ke dalam kelas yang lumayan dipenuhi banyak orang. Joey pergi sebentar ke toilet.

Aku duduk di belakang Millie. Dia menatapku dengan penuh simpati.

"Lo gapapa, kan, [Name]?" tanya Millie perhatian. Sadie juga menatapku dengan penuh simpati.

"Gapapa, kok. Makasih," ucapku, tersenyum. Tak lama kemudian, Mrs Alice masuk ke dalam kelas dan memulai pelajaran.

Sialnya, kami harus bekerja kelompok. Satu kelompok, dua orang. Millie dipilih dengan Sadie.

"Mrs." Millie mengangkat tangan. "Bisakah kami sekelompok dengan [Name]?"

𝐅𝐎𝐑𝐆𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍, 𝗃𝖺𝖾𝖽𝖾𝗇 𝗆𝖺𝗋𝗍𝖾𝗅𝗅 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang