29

148 27 23
                                    

Draco menggiring Hermione menjauh dari kedua orang tua gajenya. Mereka memilih menempati sudut ruangan, jauh dari keramaian dan wartawan yang ribut sekali ingin meliput para selebritis.

"Om sama Tante Granger kok nggak dateng?" tanya Draco memulai percakapan.

"Ada panggilan mendadak," jawab Hermione singkat. Suasana canggung pun tak dapat dielakkan di antara keduanya.

"Lo—" Draco menatap Hermione gugup, "Keren."

Hermione menahan napas, hampir saja ia menampilkan ekspresi absurd di mukanya yang sudah susah-susah dipercantik oleh sang ibunda. "Tiba-tiba?"

"Y-ya masa gue ngomongnya kemarin? Gue tuh kaget tiba-tiba lo jadi begini."

Kini giliran Hermione yang gugup luar biasa untuk membalikkan pujian Draco, "Rambut lo styling-nya juga bagus."

"Makasih."

Hening kembali hadir menunjukkan eksistensinya. Hermione tak tahan lagi dengan semua tingkah kikuk mereka, "Drake, jangan gini lah, canggung banget gue."

"Lah sama njir."

"Udah lah ngomong kayak biasanya aja."

"Oke, lo yang mulai. Buruan, biar gue nggak kelihatan bengong doang."

"Bentar dong gue mau jajan dulu, buset dah tuan rumah gak ada sopan-sopannya lu ye. Bukannya nawarin cemilan dulu malah diajak nyerocos."

Hermione malah satu-satunya yang bawel. Apa penyebabnya? Tentu saja karena grogi. Pokoknya segala bentuk perasaan yang melibatkan denyut jantung abnormal bisa mengubah sifat pendiam dan cueknya menjadi cerewet seperti burung beo.

"Ya udah ambil aja sana ambil, ah elah ribet amat," Draco hampir mencubit pipi Hermione saking gemasnya. Tapi ia keburu teringat kalau malam ini ada banyak kamera menyorot. Bisa-bisa ada skandal yang menjeratnya nanti. Mereka lantas mulai berjalan mengendap-endap mencari cemilan yang diinginkan sambil berusaha menghindari jepretan kamera.

Draco menepuk jidatnya, berasa jadi penyusup di rumah sendiri.

"Wih, lo nggak bilang ada kue mochi disini." Hermione berseru riang. Sementara Draco sweatdrop.

"Mon maap, emangnya saya yang organizernya, mbak? Terus sejak kapan lo jadi demen mochi?"

Hermione mengacuhkan ucapan Draco. Ia langsung saja memasukkan mochi ke dalam mulutnya, sampai suatu tragedi kembali menyapa Hermione yang malang.

Itu mochi dengan isian ice cream rasa mint, dan Hermione memiliki gigi sensitif. Memakannya secara bulat utuh begitu tentu saja memberikan siksaan tersendiri. Hermione membeku di tempat, matanya membelalak berbagai ke arah.

"Gob—astaga, itu makannya segigit-segigit, Mione, bukan langsung ditelen! Minum minum!" Draco mengulurkan segelas teh kepada Hermione. Tawanya meledak sesaat setelahnya, "Lo kenapa gugup banget sih? Ini bukan pertama kalinya lo dateng kesini woy, hahaha!"

"Diem lu, malu banget gue. Lagian udah lama nggak ngerasain nuansa mewah begini." Hermione menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Salah lo sendiri lah sekarang sombong banget, kagak pernah main ke rumah gue lagi. Jadi lupa kan rasanya nge-holkay?" cibir Draco, "Bahkan kayaknya kalau bukan karena ulang tahun Bunda, lo nggak bakal kesini."

"Emang iya, gue kan kesini buat menghormati Tante Cissy dan Om Lucius. Keenakan banget lo gue samperin main." Ucap Hermione, lagi-lagi mengalihkan pembicaraan serius. Hatinya terasa perih, ia sadar betul apa alasan sesungguhnya ia tidak lagi main ke Malfoy Manor seperti dulu.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang