Draco sedang sibuk membolak-balik kertas di hadapannya kayak orang sibuk. Ya memang sibuk sih, orang sekarang lagi rapat OSIS MPK.
Sejak naik kelas sebelas dan dinobatkan sebagai ketua kelas, Draco kaget tiba-tiba mendapati namanya berada di dalam daftar anggota MPK tahun ajaran baru.
Dia awalnya berontak karena nggak suka ikut-ikutan organisasi ala pemerintahan begitu. Tapi setelah tahu kalau tugasnya cuma jadi tim hore dalam rapat musyawarah, Draco seketika hepi trilili.
Kapan lagi yakan bisa dapet jabatan keren tanpa banyak effort? Hehehe.
Ngomong-ngomong sekarang mereka sedang mendiskusikan soal rencana kegiatan usai UTS dan juga HUT sekolah bulan depan. Anak-anak OSIS sih ribet banget bahasannya, karena harus mengurus sponsor, undangan, dekorasi, dan segala tetek bengeknya.
Draco tidak terlalu ngeh dengan jalannya rapat, sebab kini dia hanya berperan sebagai tukang koreksi typo di kertas proposal pengajuan sponsor.
Pintu ruangan rapat diketuk tak lama kemudian. Berhubung Draco sekarang posisinya tepat di sebelah pintu, dialah yang membuka. Pipi chubby duo Crabbe dan Goyle langsung muncul di depan wajahnya.
“Kalian anak OSIS?” tanya Draco. Langsung saja dia dihadiahi tatapan masam dari keduanya.
“Gue udah tau mulut lo pedes, tapi kejam juga lawakan lo.”
“Heheheh, candaa. Ada apaan nih?”
“Dipanggil Pak Moody noh di ruang guru. Lo abis nyolong pocari sweetnya beliau kah?” ledek Crabbe, tentu saja Draco langsung triggered.
Habisnya pocari sweet tuh benar-benar aset penting beliau yang selalu menemani di setiap detik.
Sampai-sampai ada rumor kalau Pak Moody punya kepribadian ganda yang akan keluar jika tidak meminumnya dalam kurun waktu dua jam.“Heh, gue bisa beli pabriknya sekalian kalau mau, nyet.”
“Kali aja lo pengen tau rasanya jajan hasil nilep orang, wekekekek.”
“Hhh.... Dahlah serah lu berdua, makasih infonya.” Draco melongok kembali ke dalam ruang rapat, “Misii, oy maap gangguin bentar neh, gue mau cabut dulu. Dipanggil Pak Moody.”
Si ketua OSIS cuma mengacungkan jempolnya karena mulut dia sibuk memberi arahan pada antek-anteknya. Draco langsung saja keluar dari sana, berjalan menuju ruang guru.
Dia bertanya-tanya ada apakah gerangan sang guru biologi eksentrik itu mencari dirinya. Seingatnya dia tidak pernah main-main sama pocari sweat punya beliau.
Selagi memikirkan masalah minuman isotonik itu, tatkala Draco menemui Pak Moody, lelaki itu tengah menenggak habis pocari sweet di tangannya. Bikin Draco agak syok juga karena bertanya-tanya, sudah habis berapa botol hari ini?
“Bapak nyari saya?”
Pak Moody menyahut dengan suara ngebass seraknya. “Iya. Duduk dulu di situ sambil nunggu satu anak lagi.”
Draco menurut, duduk di kursi yang ada di dekatnya. Sementara itu entah sejak kapan, rupanya ada boks kaca dengan seekor marmut—–atau hamster? Draco tidak bisa membedakan—–yang tengah asyik main dengan roda di dalamnya.
Sebuah pemikiran menyeramkan terlintas di benaknya.
‘J-–jangan bilang pas biologi besok mau belajar praktikum anatomi marmut?!’
Draco menggigit bibir bawahnya, ngeri. Siapapun anak yang tengah dinantinya, yang pasti dia sebel karena sudah membuatnya menunggu, bersama pemikiran menakutkan bahwa mungkin saja marmut lucu itu bermain dengan roda putarnya untuk terakhir kali sebelum nanti dibedah untuk tujuan pembelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
FanfictionHanya sebuah kisah sahabat jadi cinta versi Dramione. Tentang cara menghargai perasaan dan usaha menjaga persahabatan yang telah lama mereka bangun agar tidak rusak karena adanya cinta.