07✓

612 99 117
                                    

Ting tong!

“Taehyun, Hueningkai? Gue masuk, ya! Ini Soobin,” desah Soobin sedikit berteriak supaya dapat terdengar oleh Taehyun dan Hueningkai.

“Iya, hyung, masuk aja! Pintunya nggak dikunci,” jawab Taehyun sedikit memekik juga.

Mendengar jawaban Taehyun, Soobin pun menarik ke bawah gagang pintu dan mendorongnya. Ia pun langsung masuk ke apartemen setelah menutup pintu itu kembali.

“Hueningkai mana?” Soobin bertanya sembari mengedarkan pandangannya mengelilingi ruangan itu untuk mencari keberadaan Hueningkai.

“Dia ada di kamarnya, hyung. Tadi setelah kita berdua makan ramen, gue langsung suruh dia istirahat,” tutur Taehyun.

“Ya ampun, ini masih jam 11 dan kalian sudah makan lagi? Ini belum waktunya makan siang, ya!” hardik Soobin kepada Taehyun.

“Yaelah, hyung! Hueningkai itu lagi sakit, ya! Harusnya lo tuh seneng kalau Hueningkai mau makan banyak, biar cepet sembuh juga. Oiya, hyung! Saat gue nganterin Hueningkai ke kamarnya, gue ngeliat ada sesuatu yang aneh di sana. Di samping kasurnya Hueningkai tuh ada tas yang ukurannya kecil, tapi nggak kecil-kecil amat sih, isinya gue sendiri juga belum tahu. Tadi jari kaki gue kesandung tas itu, hyung. Sumpah, sakit banget, anjir. Pas gue mau buka tuh tas, eh, lo datang. Jadi ya gue nggak jadi buka dan langsung lari ke sini. Tapi karena gue masih penasaran sama isi tas itu, ayo kita lihat bareng, hyung!” Taehyun menggandeng tangan Soobin dan mengajak namja itu memasuki kamar Hueningkai.

Keduanya terus berjalan menuju kamar itu dengan sangat berhati-hati supaya Hueningkai tidak terbangun.

Ketika sudah sampai, Taehyun pun segera menghampiri tempat tas itu berada dan berjongkok untuk mengambilnya.

Tapi,

“Hng!” Hueningkai melenguh sembari merentangkan badan, tangan kirinya menggantung ke bawah dan hampir saja menyentuh kepala Taehyun yang sedang berjongkok.

Taehyun jadi bingung sendiri, pergerakannya sangat sempit saat jni mengingat di sampingnya juga ada nakas.

Menghela nafas, Taehyun pun memilih untuk merangkak saja ke belakang.

Tapi sialnya, baru saja hendak mengambil posisi itu, pintu apartemen mereka tiba-tiba diketuk hingga beberapa kali.

Karena takut Hueningkai terganggu, akhirnya Soobin segera menghampirinya.

“Udahlah, Tae. Kapan-kapan aja kita lihat isi tas itu, sekarang lagi ada orang. Gue mau ke depan dulu.”

Taehyun menghela nafas lagi, ia pun memilih untuk menuruti saja apa kata Soobin dan pergi dari kamar Hueningkai untuk mengikuti Soobin pula.

“Siapa, sih? Ganggu orang aja!” keluh Taehyun.

Setibanya di pintu apartemen yang diketuk itu, Soobin pun segera membukanya untuk melihat siapa yang datang.

Ternyata, orang dibalik pintu itu adalah Seokjin dan Namjoon.

“Gimana keadaan Hueningkai?” Namjoon bertanya.

“Lagi tidur, hyung,” jelas Soobin.

“Iya, dia sedang tidur di kamarnya,” Taehyun menambahkan.

“Hyung ada keperluan apa kemari?” Soobin bertanya sembari mengangkat sebelah alisnya.

“Mau nemenin dan jagain kalian, sambil cari temen juga sih, hehe..... Di apartemen sebelah gak ada siapa-siapa,” terang Seokjin.

“Oh, yang lain belum pada pulang toh.” Taehyun menimpali ucapan Seokjin.

“Perasaan tadi hyung semua lagi pada ngumpul-ngumpul, deh. Kok hyung udah pulang duluan?” tanya Soobin sembari memandang Seokjin.

Bad Past | BTS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang