26✓

436 81 71
                                    

“Itu suara siapa sih, anjir?” Taehyun menatap teman-temannya dengan tatapan tanya.

Suara nyaring seseorang yang meminta tolong terdengar jelas di telinga kedua belas namja tersebut. Tak mungkin mereka salah dengar, kesemuanya yakin kalau suara itu memang ada.

“Gue cek dulu ya di luar, bentar.” Jungkook memandang serius kesebelas temannya.

Jungkook bangkit dari duduknya, perlahan gerak kakinya melangkah menuju jendela untuk melihat pemandangan luar yang merupakan sumber suara teriakan tersebut.

Tiba di depan jendela, Jungkook langsung menyibakkan korden menutupi kaca jendela.

Jungkook terperanjat kaget melihat pemandangan yang ada. Terlihat seorang gadis dengan jubah putih yang berlumuran darah datang mendekat.

Dan jika diperhatikan lebih dalam lagi, sosok yang Jungkook lihat itu tampak sama dengan tokoh wanita di lukisan yang Seokjin pasang di dekat dapur.

Lukisan yang pernah Soobin rindukan.

Melihat pemandangan itu, Jungkook langsung menutup rapat jendela beserta kordennya. Segera ia berlari menghampiri teman-temannya dan bergabung bersama mereka untuk menetralisir rasa takut.

“Hyung, ada apa? Kok hyung kayak ketakutan gitu?” tanya Hueningkai.

“Gue ngeliat setan, anjir. Dahlah, gue nggak berani liat keluar lagi,” ujar Jungkook yang langsung duduk bersila dicelah-celah para hyungnya.

“Aduh, gue penasaran pingin lihat tapi di saat yang bersamaan gue takut juga, njir. Gimana, nih?” tanya Hueningkai kepada teman-temannya yang lain dengan pandangan bimbangnya.

“Yaudah nggak usah lihat, jangan ambil resiko, Ning. Ntar lo malah pingsan lho,” sahut Taehyung atas pertanyaan yang Hueningkai lontarkan.

“Tapi, hyung. Gue bener-bener pingin lihat. Gue penasaran banget sama wujud hantunya, hyung,” ucap Hueningkai yang masih ngeyel dengan pandangan yang menyorot memandangi wajah Taehyung dengan penuh permohonan.

“Alah Ning, percuma juga lo minta ijin dari Taehyung buat ngeliat setan, paling juga setannya udah pergi. Yakali tuh makhluk betah nungguin jendela apartemen lo yang penuh dengan debu kayak ini,” ujar Jimin yang berusaha untuk meyakinkan bahwa makhluk itu sudah pergi.

“Iya juga, sih. Em, terus sekarang ini lebih baik kita ngapain?” Hueningkai bertanya.

“Cuci piring aja lah. Liat tuh piring kotor dua belas biji milik kalian semuanya. Berantakan banget, kan? Ayo dah, lebih baik sekarang kita cuci piring aja!” ucap Taehyung sembari mengambil piring-piring itu dan membawanya ke dapur apartemen para dongsaengnya.

Sebelum Taehyung melangkah lebih jauh, Hueningkai bertanya kepada Taehyung.

“Hyung, butuh temen, nggak?” Hueningkai menatap Taehyung dengan pandangan tanyanya.

“Sebenernya nggak, sih. Kan cuciannya juga cuma dikit, tapi karena ini bukan apartemen gue, keknya lebih baik kalau ada yang nemenin,” Taehyung menyahut.

“Gue yang nemenin mau nggak, hyung?” tawar Hueningkai.

“Boleh, tuh. Kuylah,” balas Taehyung.

Mendengar jawaban Taehyung, Hueningkai pun langsung bangkit dari duduknya dan berjalan sambil sedikit berlari menuju Taehyung yang sudah melangkah lebih dulu.

Setibanya di dapur setelah Taehyung meletakkan piring-piring itu di bak cuci, Hueningkai langsung menyerobot kala Taehyung hendak mencucinya.

Taehyung mengernyit bingung sembari memasang ekspresi tanya. Dirinya kaget kala Hueningkai tiba-tiba menghalangi pandangannya untuk mencuci piring dengan langsung berdiri di sela-sela antara badan Taehyung dan bak cuci piring.

Bad Past | BTS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang