Udara malam cukup dingin hari ini. Mengetahui fakta tersebut, Jimin dan Soobin lantas merapatkan jaket yang mereka pakai. Masing-masing tangan kanan mereka menenteng kantong plastik berisi makanan dengan jumlah enam porsi per orang.
Jimin dan Soobin saat ini sedang dalam perjalanan pulang selepas membeli makanan untuk makan malam bagi semua penghuni apartemen yang ada.
Langkah kaki mereka bergerak lebih lambat dari biasanya, suhu dingin sungguh membuat tubuh mereka sedikit kaku.
Saat semilir angin bertiup melewati mereka, suhu tubuh keduanya semakin turun. Mereka semua juga kompak lebih merapatkan pakaian hangat yang masing-masing mereka gunakan.
“Bin, lo kedinginan, nggak?” Jimin bertanya sembari menatap lawan bicaranya.
“Iya, hyung. Banget malah,” Soobin menyahut.
“Sama sih, Bin. Aduh, mana apartemennya masih jauh lagi. Harusnya tadi gue bawa dua jaket atau selimut aja sekalian biar nggak kedinginan gini,” ujar Jimin dengan kesal sembari menatap Soobin.
“Yaudah, sabar aja, hyung. Kita jalannya juga pelan-pelan aja, nggak usah maksain kemampuan diri sendiri. Ntar kalau kita bisa nikmatin perjalanan ini nggak bakal kerasa kok jauhnya,” ujar Soobin kepada Jimin.
“Bener juga lo. Bentar, keknya gue bawa ponsel, deh. Jalan sambil dengerin lagu enak kayaknya,” tutur Jimin.
Setelah namja dengan bibir penuh itu berkata demikian, dia pun mengambil ponselnya dan menyalakan sebuah musik untuk didengarkan bersama. Selepas itu, mereka berdua pun terus berjalan menyusuri jalanan malam yang dingin sembari iringan musik yang terus mengalir.
Langkah per langkah terus berjalan seiring melodi berputar. Sekitar 20 menit menyusuri jalan, akhirnya kedua namja dengan perbedaan tinggi badan yang cukup jauh itu tiba di apartemen.
Soobin menatap Jimin sekilas, lalu dia pun masuk ke apartemennya setelah memberikan satu porsi makanan yang ia bawa kepada Jimin. Jimin juga begitu, setelah menerima makanan dari Soobin, ia pun masuk ke apartemennya untuk makan bersama teman-temannya.
“Hai, gaes!” sapa Soobin kala dirinya memasuki ruang tengah apartemennya.
“Hai juga, hyung!” sahut Taehyun ramah.
“Bin, buruan! Gue udah lapar,” cetus Yeonjun.
“Yaelah, sabar napa, hyung! Baru aja gue dateng, udah ngamuk-ngamuk aja lo!” kesal Soobin.
Setelah kejadian itu, Soobin meletakkan makanan yang ia bawa di kantong plastik itu kepada Yeonjun, sedang dirinya sendiri langsung pergi ke kamar untuk mengganti bajunya yang sedikit basah. Di akhir perjalanan Jimin dan Soobin menuju apartemen, tadi mereka diguyur hujan. Untungnya masih gerimis, jadi keduanya tak begitu direpotkan dengan tetesan air langit tersebut.
Sekitar 3 menit Soobin berada di dalam kamarnya, setelah itu ia keluar dengan jaket hitam dan ikut bergabung bersama yang lain untuk makan bersama.
Tak ada banyak pembicaraan, hanya hening dan suara tetesan air lah yang terdengar oleh indra pendengaran mereka berlima.
Dalam keheningan tersebut, tiba-tiba pintu apartemen mereka terdengar sedang diketuk. Mengetahui hal itu, Yeonjun pun lantas meninggalkan makanannya dan berjalan menghampiri pintu utama apartemennya ini.
Tiba di sana, Yeonjun pun memutar knop pintu untuk melihat siapa yang datang. Ternyata yang mengetuk pintu apartemennya adalah Jimin.
“Boleh makan di sini bareng kalian, nggak?” tanya Jimin kepada Yeonjun yang sedang berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Past | BTS (COMPLETED)
Fanfiction"Arwah yang menghampirimu datang bukan tanpa alasan, mereka ada karena sebagian dari kalian adalah penyebab mereka tiada." Start : 01 Januari 2021 Finish : 29 April 2021 (Follow dulu bisa lah ya^^)