Penyamaran

12 2 3
                                    

"Lu yakin mau lakuin rencana lu Na?..." Tanya Shelly yang sejak tadi pagi terus mengoceh soal ini, aku hanya berdehem menjawab pertanyaan dari seorang Shelly yang cerewet nauzubillah.

Setelah tiba di parkiran mobil sekolah aku dan Shelly langsung melaju kerumahku. Jika bertanya-tanya dimana bang Vano dan embel-embelnya? Kok ilang? Dimakan guru BK kah?

Enggak tapi emang guru BK tuh nyeremin apalagi tatapannya beuhh kalo ada subtitle nya pasti tulisannya gini 'apa? Anda mau apa? Mau saya makan? Aumm...'
Skip...

Dalam perjalanan Shelly hanya diam ngambek rupanya. "Shel lu tau kan gua wakil pimpinan? Lagian gua gak bakal masuk RS lagi cuma gara-gara schouts jadi lu gak usah panik kek mamak-mamak" kataku sambil menepuk bahu sahabatku satu ini saat berhenti di lampu merah depan komplek. "Iya gua percaya sama lu, maaf" jawab Shelly yang kubalas acungan jempol.

Setelah memasuki gerbang yang cukup tinggi setinggi harapan ketemu bias. Aku dan Shelly keluar dari mobil dan berjalan masuk ke rumah.

"Wah gila pintu lu otomatis Na?..." Tanya Shelly dengan penuh drama. "Pinti li itimitis Ni emang lu gak liat apa di kanan kiri pintu ada orang dan ini bukan pertama kali lu kerumah gua" jawabku sedikit emosi, bukan sedikit sih banyak banget emosi, Si pelakunya cuma cengar cengir aja.

"Berangkat woy" kataku yang berjalan menuruni tangga.

"GILA NA BEDA BANGET WOY CULUN PARAH" Teriak Shelly dari ruang tamu yang kalo gua mau bakal gua tunjukin ekspresi semua pelayan dan pengawal yang mendengar jeritan surga itu dan cerita ini bakal ganti jadi lawak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GILA NA BEDA BANGET WOY CULUN PARAH" Teriak Shelly dari ruang tamu yang kalo gua mau bakal gua tunjukin ekspresi semua pelayan dan pengawal yang mendengar jeritan surga itu dan cerita ini bakal ganti jadi lawak.

"Yaudah gak usah ngegas" sahutku yang membuat Shelly menggaruk kepalanya yang gatal. (Berani beda itu baik)

"Nona yakin ingin berpakaian seperti ini?..." Kata salah satu pelayan. "Tidak apa, ini hanya sementara" jawabku sambil menaiki sepeda motor, kemudian pelayan itu pasrah dan membungkuk kemudian pergi.

Aku masuk kedalam markas dan di persilahkan untuk menuju ke ruangan paham Felik terlebih dahulu.

Banyak yang menyorot ku saat berada didalam. Ya gimana enggak dengan penampilanku seperti ini.

"Heh liat tuh ada anak baru" kata salah satu cewek dalam gerombolan.

"Jangan sampe dia merebut kakak incaran kita"

"Dia sangat cantik bisa saja kak Alex di rebutnya" dan lain-lain yang tidak mengenakkan.

Saat memasuki aula tempat latihan dimulai, aku disambut oleh penampakan 7 orang yang penampilannya 'gila ini kenapa gua berasa jadi anak didik mereka beneran'

"Perkenalkan nama saya Son- eh salah saya Sera salam kenal" semua bertepuk tangan dan menyambut ku dengan baik. "Silahkan masuk ke teamnya Tiara" kata bang Gavin yang gayanya sok banget pengen gua tebas. Aku mengangguk dan masuk ke barisan.

Rainbow In The Dark [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang