Ujian sekolah

5 1 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir otak satu sekolahan harus bekerja lebih dari biasanya. Kecuali bagi orang yang otaknya encer alias pintar.

Jika dilihat hari pertama ujian semua nampak masih terlihat biasa saja. Tapi jika melihat kondiri Shelly yang sedikit mengantuk karna begadang untuk hafalan tapi sayangnya yang dihafalkan justru tidak keluar.

“Haishh bisa gila gua kalo harus disini 1 jam lagi” ucapnya sambil memijit kepalanya karena pusing.
     
Ada Verly yang selalu membawa FresCare karna tidak tahan dengan ruangan dengan AC yang diatas standar kemampuan dia bertahan di cuaca tersebut dan membuat suhu tubuhnya menjadi dingin dan menimbulkan efek menggigil, bahasa simplenya masuk angin.

“Wah gila berasa di kutub selatan gua” ucapnya sambil mengoleskan FresCare dileher dan pelipis matanya.

“Untung ACnya beberapa hari ini kagak kenceng kalo iya? wah.... gak gak gak gak bisa nih cecan belum siap mati beku” Lanjutnya sambil menggelengkan kepala cepat.

Dan aku hanya bisa pasrah dan tabah berada ditengah-tengah mereka berdua yang selalu mengomel tidak jelas.

Kadang terpaksa aku harus mengeluarkan pisau lipat dan meletakkannya di samping komputer sambil berkata “kalo gua denger kalian ngeluh pisau ini bakal mampir ke mulut kalian.”
     


































































Kriiiinnggggg.....

Bel tanda ujian berakhir membuat keributan disetiap kelas dan suara-suara penuh kegembiraan karna besok sudah libur akhir semester yang sangat panjang.

“Lega banget otak gua, ujiannya udah selesai” Ucap Shelly yang duduk dibangku kantin sambil melepas nafas panjang.

“Wih enak nih yang udah liburan” Ucap bang Alex yang baru datang bersama yang lain. “Abang selesai ujian kapan?” tanyaku kepada bang Vano, yang ditanya menaruh telunjuknya didahi sambil berpikir. “seminggu lagi sih dek, setelah itu selesai” jawab bang Vano yang diangguki semua orang.
     
“Nih mending minum es teh biar otak lu pada dingin” ucap bang Kenzo sambil meletakkan nampan berisi es jeruk di ikuti oleh bang Arka yang membawa nampan bakso dibantu oleh asisten Ibu kantin.

“Makasih mbak bantuannya” ucap Arka, “Iya mas sama-sama, punten” balas asisten Ibu kantin tadi sambil tersenyum.

“Lahhh es teh nya mana Ken?... tanya bang Vano sambil celingak-celinguk kanan kiri atas bawah.
     
“Tadinya pesen es teh tapi kata Bu kantin abis yaudah ganti es jeruk” jelas bang Kenzo,

Kemudian aku menengok ke bang Vano yang sudah meneguk habis 1 gelas esnya dan mengambil punyaku tanpa izin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian aku menengok ke bang Vano yang sudah meneguk habis 1 gelas esnya dan mengambil punyaku tanpa izin.

“Punya abang kayak melihara tuyul, apa-apa tiba-tiba ilang di ambil sama dia emang udah jago kalo soal beginian” ucapku yang kemudian berdir untuk memesan es jeruk lagi dan yang lain hanya bisa tertawa dan membetulkan kalimatku.
     
“Melihara  Vano bukan untung tapi merugikan” ucap bang Jay yang mendapat acungan jempol dari semuanya.

Rainbow In The Dark [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang