Menjadi keluarga kerajaan bukan hal yang mudah, apalagi ini adalah kerajaan werewolf. Hanya orang terpilih yang bisa memimpin. sayangnya, mungkin aku akan jadi yang selanjutnya. Ini bukan hal yang menyenangkan membayangkan menjadi Alpha bukan hal ya...
Kepalaku terasa pusing saat sinar matahari menyentuh indra penglihatanku. Aku duduk ditepi kasur, hanya diam sambil berusaha menetralkan sakit dikepalaku.
“Ini dima- shhhh” baru saja aku melangkah beberapa meter dari kasur namun sakit dibagian jantung kembali menyerang membuatku lemas seketika. Aku merasakan ada tangan yang menyentuh pundak ku.
.
.
.
•Rainbow in the dark•
“Bang kayaknya ada yang aneh” monolog Salim yang sedang berjalan menuruni tangga bersama dengan Bara. Semua orang masih mencari keberadaan Sonna sejak kemarin.
“Soal?”
“Kak Hanna pasti ada hubungannya sama Sonna yang hilang.”
“Jangan nuduh yang aneh-aneh, Kakak gak mungkin sejahat itu” Jelas Bara yang mendapat anggukan kecil dari Salim.
“Papa dimana Mah?” Tanya Bara yang baru sampai diruang makan.
“Papa diruang kerja, lagi bicara lewat telfone sama Vano” Jawab sang Luna dan dibalas anggukan oleh Bara juga Salim. Meski hanya anggukan tapi siapa yang tau jika didalam pikiran masing-masing mereka sangat takut akan respon sepupu sekaligus Alpha itu.
Beberapa menit ruang makan hanya berisi kesunyian dan ketukan dari alat makan juga Hanna yang sudah ikut bergabung untuk sarapan. Sampai suara langkah kaki mendekat.
“Gimana Pa?” Tanya sang Luna saat Alpha sudah duduk dikursi meja makan.
Ekspresi yang tidak bisa ditebak membuat semua orang bingung.
Flashback
“Tidak Paman, berhenti menyalahkan diri sendiri karna ini bukan salah paman”
“Kami sudah berusaha mencari keberadaan Sonna tapi sama sekali tidak ada jejak membuat paman curiga jika-”
“Ini pasti adalah hipnotis” Ucapan Alpha Devano terpotong dengan jawaban yang tepat.
“Paman juga berfikir seperti itu”
“Baiklah paman, Vano sudah mengirim beberapa pasukan untuk ikut membantu, tolong jangan membuat pasukan kita saling membunuh” Ucapan terakhir dari Devano membuat Alpha Devandra terdiam karna paham maksud dari pembicaraan ini.
“Akan Paman hukum siapapun dalang dari semua ini “
“Vano percayakan semua kepada Paman, semoga dugaanku tidak benar” Telphone tertutup sepihak membuat Alpha Devandra menghela nafas panjang kemudian beranjak pergi dari ruangan.
Semua yang ada diruang tamu menjadi gelisah setelah mendengar cerita dari Papa mereka.
“Tapi Pah maksud dari pasukan kita saling membunuh apa?” Tanya Bara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.