Green

4 1 0
                                    

Sudah sebulan 4 cogan yang sekarang menjadi idola disekolah itu pindah di SMA Moon Hight School. Shelly, Verly dan aku menjadi dekat dengan 4 orang tersebut karna kadang mereka menemui Jerry dan Jefran di kelas IPS-1 saat pulang sekolah dan kadang kita berbagi meja karna kantin sedang penuh.

Juga alasan khusus jika duduk ditempat lain mereka akan terganggu oleh para cabe-cabean Sekolah yang mengajak berkenalan atau berbincang.
     
Alasan yang lain juga karna kejadian tempo lalu saat aku menyayat tanganku. Bahkan Abian berfikir aku memiliki kelainan jiwa, namun saat melihatku berbincang dengan Verly dan Shelly dia menyimpulkan bahwa dugaannya salah.

“maaf Na, gua pikir dulu lu itu psikopat haha” sesalnya dengan tawa canggung saat kita bertemu dilorong kelas 10.

“Santai aja, yaudah gua duluan ya a” kemudian aku berlari meninggalkan Abian menuju kelas.

“Gua nanti mau ke ruang guru kalian duluan aja” Suruhku yang membuat raut tanya dari mereka berdua.

“Jangan bilang mau minta pindah tempat duduk lagi”

“Emang”

“Mau sampe kapan minta pindah? Kali ini gak, udahlah terima apa adanya”

“Gua males duduk sama Jerry”

“Sampe kapan juga lu bakal gamau kalo pindah duduk sama Jefran juga” Ucap Verly yang tiba-tiba nyaut.
     
‘Bener, emang gak ada pilihan hadeh pusing kan gue’ gerutuku dalam hati sambil menjatuhkan kepala kemeja yang kubantali dengan tangan.

“Udah selesai Bu arisannya” Tegur Fall yang baru duduk bersama dengan yang lain setelah jumpa pers dengan fans mereka.

“Lagi pada bahas apaan” tanya Abian sambil memakan mie ayam.

“Ini anak tepar atau kenapa?” tanya Jefran yang berada di depanku.

“A aa dikelas MIPA enak atau gak?” tanyaku sambil mengangkat kepalaku menghadap Abian. Ya semua orang memanggil Abian dengan sebutan aa, karna ya gatau juga sih kata orang-orang sih damagenya nambah kalo dipanggil gitu.

“Ngapain Sonna tanya? Mau pindah? Sekarang? Dikelas 12 ini?” Sewot Fall yang tiba-tiba memunculkan banyak pertanyaan.

“Bacot bener lu” Ucap Verly sambil menyendok bakso dipiring Fallio.

“Heh! Lu mau gua gampar, bangrut gua kalo setiap hari lu embat mulu makanan gua” Emosi Girdan yang sudah ingin lebih emosi lagi saat ada tangan lain yang mengambil baksonya.

Baru juga mau marah eh ternyata itu adalah tanganku, apalagi melihat tatapan datar dariku “Kenapa?” tanyaku yang dibalas wajah imut dari Fallio.

Emang dia imut gak boong, aku saja mengakui itu tapi sayang otaknya kena blokir gara-gara gak berguna.

“Sonna jangan galak dong aku takut” Ucapnya lirih yang membuat semua menjadi kompor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sonna jangan galak dong aku takut” Ucapnya lirih yang membuat semua menjadi kompor.

“Cieee Fall takut sama Sonna” goda Verly.

Rainbow In The Dark [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang