Menjadi keluarga kerajaan bukan hal yang mudah, apalagi ini adalah kerajaan werewolf. Hanya orang terpilih yang bisa memimpin. sayangnya, mungkin aku akan jadi yang selanjutnya. Ini bukan hal yang menyenangkan membayangkan menjadi Alpha bukan hal ya...
Pagi ini aku bangun dengan perasaan senang, hanya khusus untuk hari ini karna ini adalah ulang tahun Papa.
Aku turun dan berjalan menuju meja makan dimana sudah ada bang Vano dan kue red velvet diatas meja yang dibeli kemarin malam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Kita make a wish dulu dek” pinta bang Vano dan aku angguki. Selesai mengucap permohonan aku meniup lilin bersamaan dengan bang Vano.
“Kamu minta apa dek?” tanya bang Vano sambil memakan kue yang sudah kuberikan.
“Tolong jangan ambil semua orang yang Sonna sayang lagi, Sonna janji bakal berusaha ikhlasin mereka” jawabku setelah menata kue kedalam kotak makan untuk kuberikan kepada Verly dan Shelly lalu memasukkannya kedalam tas.
“Sonna berangkat” pamitku kemudian bang Vano tersenyum dan mengusap rambutku lembut.
.
.
.
•Rainbow in the dark•
Aku berjalan dengan damai disepanjang koridor sekolah namun, netraku tidak sengaja memandang orang yang sangat tidak ingin aku temui.
Aku berjalan sambil memandang kebawah dan kesamping tembok, sangat malas melihat wajahnya. Tapi tiba-tiba langkahku terhenti karna menabrak dada bidang laki-laki yang tingginya tidak jauh dariku.
“Rambut sialan” umpatku saat merasa jika rambutku tersangkut. Aku menariknya paksa tapi tidak bisa terlepas sampai satu tangan menghentikan kegiatanku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Jangan menariknya atau rambutmu akan rusak” ucapnya lembut setelah berhasil membantu melepas rambutku yang tersangkut dikancing bajunya.
Satu tangan menarik ku tiba-tiba dan membuatku sedikit terkejut, ya bukan sedikit bagi 4 laki-laki didepan ku dan Lia. Mereka sangat terkejut dan hanya bisa diam sambil saling bertanya apa yang terjadi. “Lu gak bisa berhenti menggoda semua cowok disekolah?!” bentaknya dengan tatapan tidak suka.
“Tidakkan perempuan murahan sepertinya butuh banyak lelaki untuk diporoti” sindir Erina.
“Benar, apa mereka akan jadi korban jalang ini nanti?” Tanya Lia sambil bersedekap tangan dan tersenyum remeh.