Suara alarm yang cukup keras membangunkanku dari tidur. Segara ku raih handphone dinakas dan memeriksa jam berapakah ini 07.30 angka yang tertera dilayar membuatku segera berlari kekamar mandi.
“Ternyata bener dikejar waktu lebih serem dari pada dikejar utang” Keluhku sambil berlari menuruni tangga, gila pagi-pagi malah ngequotes udah tau keburu telat.
“Dek sarapan dulu!” Teriak bang Vano saat aku berlari melewati ruang makan.“Gak bang lagi urgent” Jawabku sambil masih berlari.
“Yaudah bawa bekalnya aja ini roti coklat” Ucap bang Vano yang membuatku berhenti berlari dan menghadap belakang.
“Lempar bang” kemudian kotak makan itu terlempar dan mendarat tepat sasaran.
“Sonna berangkat” Pamitku kemudian keluar dari rumah dan menaiki motor yang sudah berada dihalaman. Aku menyalakan mesin kemudian memakai helm baru yang tempo hari diberikan oleh bang Rama.
Ngomong soal Helm, 2 hari yang lalu aku sudah membeli earphone baru dan semoga aku tidak harus membelinya lagi terlebih jika itu karna ulah orang yang sama, Cih menyebalkan.Suara ban motor yang dirim mendadak terdengar nyaring dan membuat orang yang berada disekitar perempatan terkejut. “Oke berhenti main-main sekarang” Ucapku kemudian bersiap untuk melaju kencang setelah lampu berganti warna menjadi hijau.
12
3
Motorku sudah melaju dengan kecepatan diatas rata-rata sekarang membuat pandangan takut dari orang yang melihatnya. Seperti ‘bermain-main dengan maut’ jika ditranslet.
Aku akan membelokkan arah motorku masuk kedalam gerbang sekolah sebelum motor dari arah berlawanan juga melakukan hal yang sama membuatku harus memutar keras stir dan terpaksa terjatuh dari motor.
“Kurasa takdir ingin aku menghabiskan uangmu bang” Monologku setelah melepas helm dan tertawa sinis memandang motorku yang lecet.
“Haruskah kalian semua tertimpa motorku baru pergi?” tanyaku pada beberapa siswa yang berada didepan dengan tatapan terkejut.
Semua langsung bubar dan berlari menuju gedung sekolah menyisakan satpam yang membantu mengangkat motorku.
“Lain kali hati-hati ya neng, ada yang sakit?” Tanya satpam tersebut yang kubalas kekehan kecil dan acungan jempol.
“Aman Pak kalo gitu saya permisi” Pamitku dan berlalu menaiki motor menuju parkiran.
“Sonna kesini kamu nak” Suruh Pak Adam yang berada ditengah lapangan.“Tumben kok telat kenapa nak?” Tanya Pak Adam saat aku sudah berada didepannya.
“Lupa bangun Pak” Jawabku sambil menaruh helm dibangku dan tanpa kusadari ada helm lain yang sama dengan punyaku.
Pak Adam memasang raut bingung yang mengundang tawa “Yasudah kamu berdiri terus hormat didepan tiang bendera sampe istirahat” Perintah Pak Adam kemudian pergi masuk kedalam gedung sekolah.
Aku berjalan menuju tiang bendera dengan earhone yang bertengger dileherku.
“Jadi gua gak sendiri? baguslah” Monologku kemudian berdiri disamping laki-laki tersebut dan melakukan hormat.Cukup lama aku berdiri didepan tiang bendera tapi baru sadar kalau kejadian jatuh didepan gerbang tadi pelakunya pasti anak yang ada disampingku ini.
“Heh lu pasti yang bikin gua jatuh kan” Ucapku emosi membuat orang tersebut menengok dengan raut watados dan tangan yang masih pada posisi hormat. Aku menghela nafas panjang, pusing sudah dengan Jerry.
“Eh celana sama lengan lu kok bisa kotor?” Tanya Jerry sambil menampakkan cengiran membuatku menepuk jidat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow In The Dark [Lee Jeno]
WerewolfMenjadi keluarga kerajaan bukan hal yang mudah, apalagi ini adalah kerajaan werewolf. Hanya orang terpilih yang bisa memimpin. sayangnya, mungkin aku akan jadi yang selanjutnya. Ini bukan hal yang menyenangkan membayangkan menjadi Alpha bukan hal ya...