🔱 Main ToD

3.4K 337 66
                                    

"Yes!!! Truth or Dare?" tanya Winter saat melihat botol yang ia putar tadi mengarah ke Heeseung.

Laki-laki itu menghela napasnya, "dare lah. Aku gak cupu kayak kamu milihnya truth terus."

Winter mengerucutkan bibirnya mendengar sindiran dari Heeseung tadi. "Ya kan aku cewek! Wajar dong milihnya truth."

Heeseung memutar kedua bola matanya. "Yaudah cepetan dare nya apa?"

"Cium aku." jawab Winter langsung membuat Heeseung langsung membulatkan kedua matanya. Laki-laki itu menyentil kening sang kekasih hingga gadis itu mengaduh.

"SAKIT, IH!"

"Yang waras dikit napa sih! Ganti dare nya, aku gak mau."

"Bilang aja kamu takut. Ya kan?!"

"Heh! Mikir dong itu dare nya gak ada akhlak banget, anjim."

"Ih kasarrrrr!!! BUNDA, HEESEUNG NGOMONG KASAR, BUNDAAAA!!!"

Teriakan menggelegar dari Winter itu membuat Heeseung terkejut.

Heeseung langsung membekap mulut Winter dan menatap kekasihnya itu dengan tajam.

"Gausah wadulan."

Winter memukul-mukul tangan Heeseung yang masih membekap mulutnya hingga laki-laki itu melepaskan bekapannya.

Winter melirik sinis Heeseung lalu mencebikkan bibirnya. "Heeseung mah ih jahat banget sama aku!"

Heeseung mengabaikan Winter dan berjalan menuju ranjangnya. Merebahkan tubuhnya diatas sana lalu memejamkan kedua matanya.

"Heeseung dengerin aku gak sih?!"

Tidak ada jawaban dari laki-laki itu. Winter berdiri dari posisi duduknya dan menghampiri kekasihnya itu. Setelahnya, ia memukul-mukul tubuh Heeseung dengan bantal kepala yang sedang tidak dipakai.

Winter terus memukul Heeseung sambil mengomel hingga laki-laki itu membuka kedua matanya. Heeseung bangkit dari posisi tidurnya, menarik tubuh Winter hingga gadis itu terjatuh diatas ranjang, dan mengukung kekasihnya itu.

Posisi keduanya sedikit ambigu karena kini Heeseung berada diatas Winter. Keduanya bertatapan sebentar hingga suara Chaeryeong mengejutkan mereka.

"LO BERDUA NGAPAIN, ANJIR?!"

● ● ●

Heeseung menghela napas untuk kesekian kalinya. Setelah Chaeryeong berteriak tadi, si kembar empat alias Chaeyeon, Jeno, Nakyung, dan Felix langsung menghampiri mereka. Dan, melihat posisi Heeseung dan Winter yang ambigu tadi. Alhasil, Chaeyeon dan Nakyung heboh lalu segera menuju kamar Ayah Lino dan Bunda Soojin.

Dan, disinilah satu keluarga plus Winter berada, di ruang tamu. Dengan Heeseung yang duduk sendirian di single sofa, Bunda Soojin bersama Chaeyeon, Nakyung, Winter, dan Chaeryeong di long sofa, Jeno dan Felix duduk berdua di single sofa yang lain, dan Ayah Lino yang berdiri sambil bersedekap dada menatap Heeseung.

Lebih singkatnya, Heeseung lagi mau disidang oleh Ayah Lino sekarang.

"Kamu apain Winter?" tanya Ayah Lino dengan datar. Agak aneh waktu Heeseung dengar suara ayahnya itu, soalnya biasanya Ayah Lino tuh kalo ngomong pake nada yang santai gitu.

"Gak ngapa-ngapain, Yah. Tadi dia tuh mukulin aku terus, ya badanku sakit lah. Yaudah aku tarik dia terus kebetulan aja posisinya kayak gitu." jawab Heeseung.

"Halah... Bohong itu, Yah. Mana mungkin lah mereka udah pacaran tiga tahun tapi gak ada niat buat begituan." sahut Jeno dengan nada mengejek. Heeseung menatap abangnya itu dengan tajam. Itu Jeno gak mau ngaca dulu apa, ya?

[✅] Daily Life of S3 Perbucinan - AeshypenklyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang