💍 Lamaran : Sungning & Aeribunsu

1.5K 185 8
                                    

Sunghoon menggenggam tangan Ningning menuju rooftop restoran yang akan menjadi tempat makan malam mereka.

Sesampainya di rooftop, keduanya mendekati meja dan dua kursi yang diletakkan di tengah. Sunghoon menarik salah satu kursi dan mempersilakan Ningning untuk duduk. Ningning tertawa kecil sambil memukul bahu Sunghoon pelan membuat laki-laki itu ikut tertawa.

Sunghoon duduk di kursi satunya, yang berhadapan dengan Ningning, lalu datanglah dua pelayan yang membawa nampan dimana diatasnya terdapat makanan dan minuman yang sudah dipesan Sunghoon sebelumnya.

"Loh? Kamu udah reservasi duluan?" tanya Ningning dibalas anggukkan kepala oleh Sunghoon.

"Sesuai kesukaan tuan putri tercinta." jawab Sunghoon membuat kedua pipi Ningning merona merah. Sunghoon tertawa lalu mencubit pipi kekasihnya itu.

Keduanya menikmati makan malam dengan diselingi obrolan ringan.

"Ning, ada yang mau aku omongin sama kamu." ucap Sunghoon tiba-tiba membuat Ningning bingung.

"Apa itu?"

Sunghoon beranjak dari posisi duduknya lalu berjalan menuju tempat Ningning. Berlutut dengan kaki kanan sambil menunjukkan sebuah cincin ke hadapan Ningning.

"Aku gak bisa ngerangkai kata-kata romantis untuk melamarmu, tapi aku ingin kita hubungan kita lebih serius dari yang sekarang. Aku ingin menjalani hidup bareng-bareng sama kamu sampai tua nanti..."

Sunghoon mengembuskan napasnya terlebih dahulu kemudian menatap Ningning yang kedua matanya sudah berkaca-kaca.

"So, will you be my fiancè, Ningning?"

Ningning terdiam sebentar. Membuat Sunghoon yang kakinya sudah pegal itu pun mengernyitkan keningnya.

"Ning? Jawabannya apa? Bisa cepetan dikit? Kakiku udah pegel nih..."

"K-kamu serius, Hoonie?"

"Serius apa? Ngelamar kamu? Iya aku serius, sayang."

Air mata Ningning mulai menetes kemudian menyuruh Sunghoon untuk berdiri dan memeluk laki-laki itu dengan erat.

"Kenapa nangis, hey?"

Sunghoon melonggarkan pelukan mereka kemudian menangkup wajah Ningning dengan kedua tangannya. Mengusap air mata yang menetes lalu mengecup bibir gadis itu sekilas.

"Jadi?"

Ningning menganggukkan kepalanya membuat Sunghoon seketika tersenyum lebar. Laki-laki itu menyematkan cincin pada jari tengah tangan kanan Ningning lalu mencium punggung tangan gadis itu.

"I love you."

"I love you more."

● ● ●

Jay memasuki kamar Giselle yang tidak terkunci itu secara diam-diam. Sudah dua minggu dirinya bertengkar dengan gadis itu dan selama itulah Jay menjadi seorang sad boy.

Karena Jay sudah tahu alasan mengapa Giselle marah padanya juga rasa rindu yang membuncah, Jay pun mendatangi kediaman Papa Kai. Ternyata Giselle masih tidur setelah begadang untuk marathon serial Netflix kesukaannya.

Jay membaringkan tubuhnya di sebelah Giselle. Laki-laki itu menarik tubuh Giselle yang tidur membelakanginya. Melingkarkan tangan kirinya di sekitaran pundak Giselle, sedangkan tangan kanannya melingkar di perut gadis itu.

Kedua kakinya mengukung kedua kaki Giselle dan ia pun menyembunyikan wajahnya di helaian rambut Giselle yang terjuntai.

"Heung... Niki, lepas ih. Kakak masih ngantuk." ujar Giselle setengah sadar sambil membebaskan diri dari kungkungan orang yang berada di belakangnya.

"Aku bukan Niki." jawab Jay. Seketika kedua mata Giselle terbuka, terkejut mendengar suara Jay ada tepat di telinga kanannya tadi.

Jay membalikkan posisi Giselle hingga keduanya saling berhadapan.

"Cewek yang aku peluk waktu itu sepupu aku. Dia baru diputusin pacarnya dan keadaannya kacau banget."

"Gak nanya."

"Terus dia tau kalo kamu marah karna kita pelukan, dia bilang dia jadi gak enak sama kamu. Rencananya lusa habis dia bimbel, dia mau ketemu sama kamu. Mau minta maaf."

"Oh."

Jay merapatkan bibirnya mendengar respons Giselle. Laki-laki itu gemas dengan ekspresi datar yang gadis itu tunjukkan saat ini. Ditambah pula Giselle baru bangun tidur, rambut gadis itu juga berantakan, membuatnya semakin cantik.

Itu menurut Jay. Tapi emang beneran cantik sih.

Jay mengeluarkan cincin dari saku hoodie nya kemudian menyematkan cincin tersebut di jari Giselle. Seketika kening gadis itu mengerut.

"Apaan ni?"

"Kita tunangan. Gak ada debat, gak ada penolakan, gak ada protes!"

"Aku belom ada maafin kamu."

"Gak peduli. Yang penting kamu udah jadi milikku."

Giselle berteriak kencang karena kesal dengan balasan yang dilontarkan Jay. Gadis itu mengambil gulingnya lalu memukul tubuh Jay dengan barang tersebut. Jay tertawa kemudian menarik kedua tangan Giselle hingga gadis itu jatuh ke dalam pelukannya.

"Bar-bar banget, untung aku sayang."

"Berisik!"

"Iya, aku juga sayang kamu."

"JAYYYY DIEMMMM!!!"

"Hahahahaha..."

● ● ●

Sesuai hasil voting terbanyak...

Suka tidak? Kurang sweet ya?😭

Oiya bentar lagi udah mau season 2 nya nih, pada nungguin gak?!👉👈

[✅] Daily Life of S3 Perbucinan - AeshypenklyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang